Thursday 26 January 2012

Axis Internet, Akses Cepat Harga Terhemat

Internet telah menjadi kebutuhan seluruh masyarakat dunia, dan tidak terkecuali dengan rakyat indonesia, karena internet telah banyak memberikan manfaat kepada kita semua mulai dari menyediakan informasi, edukasi, hiburan dan bahkan dapat digunakan untuk berkomunikasi serta bersosial network.
Baru-baru ini seluruh rakyat para pengguna internet di indonesia mendapatkan kabar gembira dengan munculnya paket internet Axis yang merupakan paket internet terhemat dan termurah di negeri Indonesia ini, dengan menawarkan harga yang sangat murah, layanan yang diberikan oleh Axis inipun bukan layanan murahan karena kecepatan yang disajikan disaat browsing tidak kalah dengan operator-operator pesaingnya, karena telah menggunakan teknologi 3G di setiap BTSnya, dan tidak tanggung-tanggung Axis adalah satu-satunya operator GSM yang menggunakan 3G dengan pertumbuhan terepat di indonesia.
Dengan adanya paket internet Axis ini, rakyat pengguna internet di indonesia akan merasa dimanjakan, karena kualitas jaringan yang dimiliki Axis ini tergolong kualitas prima, dan hal ini telah banyak dibuktikan oleh pengguna Axis di indonesia, tidak ada satupun yang mengeluh karena memang para pelanggan internet Axis sudah terpuaskan oleh layanan Internet yang diberikan oleh Axis ini.
Tentu saja, semenjak diluncurkannya paket internet Axis seluruh rakyat indonesia mulai dari kakek, nenek, ibu, bapak, adik, kakak, tua, muda, yang berasal dari berbagai golongan, pekerjaan dan status sosial baik si miskin, si kaya, pelajar, mahasiswa sampai pengusaha telah mendapatkan layanan internet terhemat dengan kualitas yang handal yang terjangkau oleh semua kalangan.
Hanya dengan Rp. 9.900/ minggu atau Rp. 29.900/ bulan (Axis Eksis) selengkapnya disini, rakyat indonesia telah bisa mengakses layanan internet dari Axis ini dan bisa tetap eksis di jejaring sosial kapan saja dan dimana saja karena Axis telah hadir di berbagai wilayah di indonesia mulai dari Sumatera bagian Utara sampai Bali dan Lombok. dengan semboyan Hemat - Online Terus - Mudah Axis memberikan layanan internet dengan harga terhemat yang dapat digunakan oleh pelanggannya untuk tetap eksis berinternet ria dan tentu saja mudah didapatkan oleh siapa saja.
Nah, tunggu apa lagi... mari kita Eksis dengan internet pakai Axis, dimanapun dan kapanpun berinternetan menjadi Hemat dan Mudah..

* Tulisan ini merupakan hasil pengalaman pribadi dan dimaksudkan untuk mengikuti lombablog writing competition yang diadakan oleh Axis bagi rekan-rekan yang ingin mengikuti blog writing ini dapat juga mengunjung situs aslinya :  http://duniaaxis.co.id

Tuesday 24 January 2012

Guru Profesional Plus Plus

Siapa sich yang tidak ingin menjadi guru profesional, apa lagi yang memiliki nilai tambah dalam segala hal. oke, setelah kemarin memposting tentang Kiat menjadi guru profesional pada kesempatan kali ini saya ingin memberikan ringkasannya saja yaitu inti dari postingan sebelumnya.

Berikut adalah beberapa hal yang harus dimiliki oleh guru profesional :

1. Selalu punya energi untuk siswanya  
Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuam mendengar dengan seksama.
2. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran
Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.
3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.
4. Punya keterampilan manajemen kelas yang baik
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara efektif, membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen didalam kelas.
5. Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua
Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu bersedia memenuhi panggilan telepon, rapat, email dan sekarang, twitter.
6. Punya harapan yang tinggi pada siswa nya
Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka.
7. Pengetahuan tentang Kurikulum
Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah dan standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga memastikan pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu.
8. Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan
Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang kolaboratif.
9. Selalu memberikan yang terbaik untuk Anak-anak dan proses Pengajaran
Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan mereka dan memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.
10. Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa 
Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya.

Tambahan...


Kiat menjadi guru yang menyenangkan :
  • 3 S (Senyum, Sapa, dan Salam ). Bersikap cerialah selalu.
  • Ingat nama siswa. Kenali mereka secara pribadi.
  • Beri kejutan siswa Anda sekali-sekali dengan hal-hal yang kreatif. Berceritalah sesekali.
  • Hargai dan hormati siswa sebagai mana Anda hendak dihargai (pendapat, sikap pribadi, pilihan, asal-usul, kebiasaan, dll)
  • Seringlah memuji siswa jika melakukan hal yang baik. Cari kesempatan untuk memuji mereka.
  • Bantu kesulitan mereka (belajar, komunikasi, ekonomi, sosial, dll)
  • Jadilah guru yang humoris. Berguraulah dengan siswa Anda. 
  • Ketahui hal-hal yang disukai/tidak disukai, hobi dan minat mereka. Gunakan humor dalam berkomunikasi dengan siswa. 
  • Beri teka-teki sesekali.
  • Selalu pikirkan hal-hal untuk kebaikan siswa. Bersikaplah proaktif dan positif. Dengarkan siswa Anda sebagai seorang individu
Salam sukses untuk pendidik indonesia...

Self Hipnotis untuk menghipnotis diri sendiri

Rasa cemas, gelisah, khawatir bisa terjadi kapan saja, pada siapapun. Namun pada sejumlah orang, perasaan negatif ini begitu menguasai diri. Terutama saat berada dalam kondisi tertekan atau perasaan tak nyaman, apapun itu penyebabnya.

Kegelisahan terkadang berdampak ke fisik, ditandai dengan rasa mual, pusing, telinga berdengung hingga sesak nafas. Jangan terus menerus bergantung pada obat untuk mendapatkan perasaan tenang. Anda perlu melawan kecemasan, kegelisahan, kekhawatiran dengan self-hypnosis.

Hypnoterapis berpengalaman 20 tahun, Valorie J Wells, PhD, menyarankan lima tahapan menghipnosis diri sendiri sebagai bentuk penyembuhan dari dalam diri, mengatasi kegelisahan.

  1. Matikan semua alat komunikasi seperti ponsel, pemutar musik, komputer, laptop, benda elektronik apapun.
  2. Duduk dengan nyaman di kursi, gunakan bantal, cobalah untuk relaks.
  3. Tutup mata Anda perlahan-lahan, gunakan imajinasi Anda. Bayangkan ada minyak pijatan keemasan yang lembut membaluri tubuh Anda dari ujung kepala hingga ujung kaki. Jika cuaca saat itu panas, bayangkan aliran minyak pijatan ini memberikan sensasi rasa dingin yang menenangkan.
  4. Masih dengan mata tertutup, bayangkan sebuah papan tulis berwarna hitam. Lalu bayangkan, Anda sedang mengambil kapur putih, atau pilih warna kapur sesuka hati, dan sebuah penghapus. Lalu mulailah menulis angka di papan tulis yang Anda bayangkan tadi. Mulailah menulis angka dari 100. Tulis angka ini dalam ukuran besar. Setelah menulis angka 100 berukuran besar, hapus. Tenangkan pikiran Anda, rileks, dan lanjutkan menulis satu angka di bawahnya. Berapa lama Anda melakukan tahapan ini, tergantung dari level stres pada saat itu.
  5. Setelah Anda merasa lebih rileks dan nyaman dengan diri sendiri, Anda akan melihat sebuah pintu berwarna putih yang elegan. Pintu ini muncul di depan mata Anda. Bergeraklah maju dan buka pintu tersebut. Di balik pintu itu, Anda akan menemukan pemandangan yang indah, tempat yang Anda sukai. Boleh jadi tempat itu adalah pantai yang indah dengan pasir putih yang lembut dan desiran ombak. Atau bisa jadi, tempat itu adalah taman penuh tanaman hijau yang menyejukkan, dengan pepohonan teduh.
Ijinkan diri Anda memasuki tempat itu, merasakan ketenangan dan kenyamanan di dalamnya. Gunakan alam bawah sadar Anda untuk memandu pikiran Anda menikmati keindahan alam ini. Gunakan sensor dan stimulan visual dari tubuh Anda. Rasakan kehangatan sinar matahari di pantai, atau aroma segar bunga dan tanaman di taman.

Inilah kekuatan Anda. Anda bisa menciptakan ruang di dalam diri, tempat Anda menjauhkan diri dari segala bentuk kegelisahan. Kapan pun Anda merasa panik, tegang, cemas, gelisah, ciptakan kembali ruang ketenangan ini. Anda lah yang mampu mengambil alih kekuatan dari dalam diri, yang terletak pada kekuatan pikiran Anda.

Kata ajaib untuk menghipnotis lawan bicara

Tatap mata saya, dan dalam hitungan ketiga Anda akan tertidur. 1, 2, 3, klik tidur.

Saya teringat kata-kata tersebut saat saya mengikuti sebuah pelatihan tentang hipnotis. Di pelatihan tersebut saya mempelajari bahwa proses hypnosis merupakan proses persuasi yang dilakukan juru hypnosis terhadap kliennya. Tujuannya adalah agar klien mau menjadi rileks dan akhirnya memasuki alam bawah sadarnya. Persuasi yang digunakan adalah dengan bahasa lisan, maka pola bahasa ini dapat digunakan untuk tujuan persuasi yang lain.

Tahukah Anda bahwa ketika telinga Anda mendengar sebuah kalimat, telinga Anda mendengar seluruh kalimat yang diucapkan tetapi pikiran Anda sibuk mencari makna kalimat yang terdengar.

Pikiran Anda akan melakukan keseluruhan penafsiran melalui telinga. Penafsiran dilakukan melalui asosiasi terhadap data yang sudah dimiliki kepala. Data-data ini digabung dengan kalimat yang terdengar melalui telinga, sehingga dihasilkan penafsiran baru. Inilah yang akan Anda mainkan sebagai sebuah strategi menghipnotis lawan bicara, klien, prospek, dan bahkan pasangan Anda.

Beberapa pola umum yang digunakan adalah:

• "Seharusnya tidak saya katakan …"
Kalimat ini menyiratkan sesuatu yang rahasia. Pikiran bawah sadar lawan bicara Anda akan menganggap dirinya diutamakan. Kalimat sejenis ini adalah: "Off the record lho, tapi saya cuma kasih tahu Anda …" atau " Ini Cuma untuk kamu saja ya, …". Karena mendapat keistimewaan, orang yang mendengar akan merasa tersanjung, sehingga tidak akan berpikir terlalu sistematis.

• "Jika … apakah Anda mau …" 
Kalimat perintah tidak disukai semua orang, karena dengan diperintah orang merasa bahwa dirinya diremehkan. Untuk menghilangkan kesan diperintah, kalimat yang digunakan didahului dengan kata "Jika …" sehingga, lawan bicara Anda merasa bahwa Ia memiliki kendali atas perintah "Anda mau …". Pada umumnya kalimat tanya lebih bisa diterima dan lebih memberikan rasa dihargai daripada kalimat perintah.

• "Saya tidak tahu apakah Anda mau …?"
Kata: "Saya tidak tahu …" memberikan makna pada lawan bicara bahwa si pembicara dalam keadaan netral, sama-sama tidak tahunya seperti lawan bicara Anda. telinga mendengar dan pikiran memproses. Karena diawali dengan ‘saya tidak tahu …’, anak kalimat di belakangnya walaupun sebenarnya merupakan perintah tidak lagi dirasakan sebagai perintah. Kalimat ini sebaiknya disisipkan di tengah-tengah kalimat lain, sehingga keberadaan kalimat perintah ini tidak dirasakan menekan.

• "Mungkin (bisa jadi) …"
Seperti kata "saya tidak tahu", kata "mungkin" atau "bisa jadi" menyiratkan pengertian bahwa kendali ada pada lawan bicara kita, sehingga Ia tidak tertekan untuk menjadi defensive, dan ketika Ia melakukan Ia merasa bahwa Ia tidak diperintah.

• "Sudah Anda sadari/mengerti/pahami … "

Kalimat ini menyiratkan pada lawan bicara bahwa Ia sudah tahu apa yang akan disampaikan pada anak kalimat berikutnya. Karena sudah "terlanjur" merasa dan dianggap tahu, dianggap sadar, dianggap paham, maka Ia enggan melakukan "perlawanan". Bawah sadarnya akan mempertahankan "gengsi" untuk tetap dianggap "tahu/sadar/paham … ".

Hehe... ini saja dulu.. kao mau yang lebih dahsyat... baca yang ini saja : 

Monday 23 January 2012

Tips Menjadikan Tidur Berkualitas

Mungkin rekan-rekan menganggap bahwa artikel yang satu ini ada-ada saja, namun percayalah bahwa informasi yang saya sampaikan kali ini tidak main-main karena akan mengubah pola pikir teman-teman tentang hoby yang satu ini yaitu tidur..

Semua kita pasti sudah mengalami yang namanya tidur, baik yang disengaja maupun yang tidak di sengaja (ketiduran) hehe.
Jam kita berangkat dan bangun dari tidur mempunyai efek psikologis. Kalau kita bangun, dan merasa masih kurang tidur, maka kita cenderung merasa ngantuk dan mengalami ‘bad mood’, perasaan yang tidak enak. Padahal boleh jadi kita sudah tidur cukup lama.

Dulu, waktu mahasiswa, bila terpaksa begadang hingga dini hari, saya melakukan kiat kecil yaitu mengubah jam dinding di kamar saya menjadi lebih awal. Ini tipuan psikologis. Misalnya sebenarnya sudah jam 01.15 dini hari, maka sebelum tidur saya ubah jarum jamnya menjadi pukul 09.15 malam (pukul 21.15). Jadi, walau alam sadar tahu bahwa itu cuma tipuan, ajaibnya alam bawah sadar saya percaya saja, dan kemudian bisa memulai tidur dengan normal. Tentu saja saat bangun tetap menggunakan weker kecil sesuai jam aslinya, yaitu sekian menit sebelum jam 5 pagi. Lalu saya kembalikan jam dinding menjadi seperti semula. Rasanya memang sudah tidur 8 jam! Dan tubuh ini merasa cukup segar (walaupun sekitar jam 10 pagi akan mengalami kantuk).

Teman saya punya cerita lucu. Pernah suatu kali dia bersama teman-temannya tidur bersama dengan janji bahwa pagi harinya mereka akan lari pagi. Dari beberapa orang itu telah bersepakat untuk ‘ngerjain’ salah seorang dari mereka. Maka pada malam itu ada yang sengaja bangun lebih awal, kalau tak salah sekitar jam 2 dini hari, lalu membangunkan yang lain kecuali satu orang. Kemudian mereka ini mengubah jam dinding dari jam yang sebenarnya menjadi jam 5 pagi. Baru kemudian mereka membangunkan teman terakhir mereka yang masih tidur. Selanjutnya mereka berpura-pura semangat untuk olahraga pagi. Setelah selesai bersiap-siap, mulailah mereka lari pagi. Tentu saja komplotan bandel ini membiarkan teman mereka yang satu itu agar berlari kencang di depan, sementara mereka sendiri berjalan pelan-pelan. Kontan saja petugas hansip menjadi heran karena ada orang lari malam-malam! Hahaha.

Nah, berikut ini adalah kiat tidur yang lebih ilmiah. Deepak Chopra menulis tentang seni tidur nyenyak yang ditemukan dalam kitab kuno Ayurveda. Deepak menuliskan kiat itu dalam buku yang terjemah Indonesianya berjudul “Tidur Nyeyak, Mengapa Tidak?” terbitan Ikon Teralitera, 2003 (judul asli: Restful Sleep, 1994). Secara garis besar waktu kita dalam dua puluh empat jam akan terbagi menjadi waktu yang ringan/mudah berubah (Vata), sedang (Pitta), dan berat/tenang/lambat (Kapha). Setiap waktu mempunyai durasi 4 jam, dan dimulai pada pukul 10 pagi, yaitu akhir masa Kapha dan masuk Pitta. Dengan demikian secara keseluruhan dalam 24 jam terjadi dua kali siklus, yaitu Pitta (10.00-14.00), Vata (14.00-18.00), Kapha (18.00-22.00), Pitta (22.00-02.00), Vata (02.00-06.00), dan Kapha (06.00-10.00). Itulah yang disebut siklus Dosha.

Kiatnya adalah berangkat tidur malam pada saat Kapha, yaitu saat berat dimana sesuatu menjadi lembam sulit berubah. Karena itu kiatnya adalah tidur sebelum atau tepat pukul 10 malam! Bila melewati masa Kapha, kita akan masuk masa Pitta dimana tubuh kita menjadi ringan dan riang. Itulah kenapa setelah melewati pukul 10 malam rasa kantuk tiba-tiba menguap dan tubuh kita menjadi lebih ringan, enteng, riang. Akibatnya kita baru ngantuk kembali setelah melewati pukul 12 malam, dimana kondisi fisik kita mulai jatuh kelelahan. Itupun sering diikuti sulit tidur dan kegelisahan. Jadi kiatnya adalah: tidur sebelum jam 10 malam. Demikian saran kitab Ayurveda.

Kiat yang lain adalah hasil penelitian ilmiah bahwa siklus tidur kita dari awal hingga mencapai REM (Rapid Eye Movement) seluruhnya berkisar 90 menit. Jadi bila kita bisa tidur sepanjang 90 menit (1,5 jam) dan kelipatannya, maka akan berpeluang bangun dalam kondisi segar karena siklus tidurnya tuntas dan tubuh mendapatkan cukup waktu istirahat. Jadi untuk mendapatkan kesegaran tubuh perlu diatur agar tidur kita bisa mencapai 1,5 jam, 3 jam, 4,5 jam, 6 jam, atau 7,5 jam. Selama ini anjurannya adalah tidur 8 jam yang merupakan pendekatan dari 7,5 jam (anggap 30 menit awal barulah memulai usaha tidur).

Sekarang saya sedang bereksperimen untuk tidur dengan target bangun pukul 03.30. Dengan demikian waktu yang ideal untuk memulai tidur bila mengejar total 6 jam adalah pukul 21.30. Sejauh ini hasilnya oke juga!

Oh ya, tidur dengan lampu dipadamkan atau remang-remang juga sangat membantu fisik kita untuk lebih cepat pulih. Kabarnya karena adanya lampu listrik telah menyebabkan manusia modern menjadi terus aktif hingga larut malam, dan akibatnya mengalami guncangan siklus tidur yang bisa berakibat insomnia. Manusia gua jaman dulu lebih sehat tanpa insomnia karena bisa tidur lebih teratur. Hehe...


Oya, agar tidurnya tambah nyaman ada baiknya ikuti tips dibawah ini :
  1. BACA DOA 
  2. BAYANGKAN KITA TIDUR DI TEMPAT YG MENURUT KITA PALING NYAMAN, kalau saya membayangkan tidur di tepi danau 
  3. BEBASKAN NAPAS SEBEBASNYA 
  4. KENDURKAN SEMUA OTOT SELEMASNYA 
  5. KALAU PERUT MASIH KOSONG JG LUPA PESEN NASI GORENG DULU 
  6. ULANGI PROSES 1-4 
  7. TIDUUUURRRR

Mensiasati hutang dan cara ampuh agar hutang menjadi lunas

Setiap kita pasti pernah melakukan yang namanya berhutang, adakalanya  kita kepepet atau mungkin lagi sedang butuh sama sesuatu, oke, agar kita tidak terjerumus lebih dalam lagi ada baiknya kita belajar bagaimana cara mensiasati hutang Maksudnya bukan bagaimana dapat hutangan (itu bergantung sekali seberapa percaya orang lain kepadamu), tapi kapan sebaiknya kita berhutang.

JANGAN PERNAH BERHUTANG KECUALI : *

No. 1. Berhutang untuk hal yang harganya cenderung naik terus.


Misalnya rumah. Walaupun harga rumah naik turun, tapi kecenderungannya harga rumah naik terus.Rumah baru (di perumahan baru) biasanya relatif lebih mahal dibanding rumah lama dikarenakan biaya material dan harga tanah kian meningkat. Rumah sebaiknya diusahakan untuk beli, walaupun wajib kita pilih yang cicilannya sesuai kemampuan. Rumah pertama adalah ‘benteng pertahanan terakhir’ rumah tangga Anda, jadi wajib punya tapi kecil saja (T21 atau T36). Toh kalau Anda terbukti makin kaya, Anda selalu bisa beli rumah berikutnya. Kita senantiasa perlu teguh memegang indikator ‘aliran kas’ sebagai patokan keputusan pembelian.

No. 2. Behutang untuk alat produksi yang sudah jelas pendapatannya.

Misalnya buat membeli perlengkapan usaha atau menambah modal usaha.Perlu diperhatikan bahwa pastikan sudah ada pendapatan yang jelas dari alat/modal tersebut. Kalau belum jelas ya berarti tidak layak berhutang karena bisa menjadi perjudian (tidak jelas pengembalian cicilannya). Misalkan pula kita beli sepeda motor untuk berangkat kerja. Kalau setelah dihitung ternyata menjadi lebih ekonomis dibandingkan naik angkutan umum (karena Anda jadi lebih fleksibel, lebih produktif, bahkan lebih murah total ongkosnya), maka sebaiknya Anda beli walau kredit. Yang perlu diingat adalah, beli sesuai kemampuan daya cicilan Anda. Misalnya, tidak perlu beli motor baru, cukup motor bekas yang lebih murah.

No. 3. Berhutang untuk barang yang sangat dibutuhkan sekarang, walaupun nilainya merosot dalam jangka panjang.

Misalnya Anda perlu beli lemari es (walau bekas) untuk menyimpan makanan di rumah Anda. Kalau Anda tidak punya lemari es, mungkin Anda menjadi repot karena harus belanja setiap hari. Contoh lain. Suatu ketika saya membeli monitor komputer LCD hanya demi menyelamatkan mata anak saya yang senang main game di komputer. Monitor komputer LCD jelas lebih aman dibanding monitor tabung generasi sebelumnya. Karena anak saya masih kecil sehingga jangkauan lengannya pendek, maka dia duduk dekat sekali dengan monitor, jadi saya paksakan beli monitor LCD. Barang konsumtif, kebutuhan tersier, tapi penting buat sekarang (dan tak lagi penting ketika anak saya sudah besar nanti).

No. 4. Berhutang untuk menyelamatkan nyawa!

Untuk urusan nyawa, layak bagi kita untuk berhutang. Misal orang yang Anda cintai sakit, maka tak masalah untuk berhutang. Tentu saja selalu dipilih yang paling hemat dari pilihan yang tersedia. Jangan sampai karena takut berhutang maka pertolongan menjadi terlambat.

No. 5. Berhutang untuk menutup hutang lain yang lebih mencekik.

Kalau Anda bisa menemukan sumber hutang baru yang lebih baik, maka usahakanlah berpindah hutang. Misalnya, mantan bibi pembantu saat saya masih mahasiswa dulu, ternyata terlibat hutang ke rentenir karena butuh biaya untuk pengobatan anaknya yang sakit. Bunganya 10% per bulan! Akhirnya saya alihkan ke hutang lain yang lebih lunak pembiayaannya.

Sudah ah, lima saja.

Prinsip utama dalam berhutang adalah : tetap memegang kendali saat terjadi fluktuasi aliran kas pendapatan keluarga.

Cara ampuh agar hutang menjadi lunas

Agar bisa keluar dari hutang berikut ini hal-hal yang sebaiknya dilakukan :
1. Baca do'a berikut ini :
بسم الله الرحمن الرحيم
أللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن
وأعوذ بك من العجز والكسل
وأعوذ بك من الجبن والبخل
وأعوذ بك من غلبة الدين وقهر الرجال

allaahumma innii a'uudzu bika minal hammi wal hazan,
wa a'uudzu bika minal 'ajzi wal kasal,
wa a'uudzu bika minal jubni wal bukhul,
wa a'uudzu bika min ghalabatid daini wa qahril rijaal.

Artinya:
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kegundahan hati dan kesedihan,
Dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas,
Dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut dan bakhil, 
Dan aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang dan tekanan orang.


Catatan:
Abu Umamah (ra) berhasil melunasi hutangnya tak lama setelah dia mengamalkan doa yang disarankan oleh Rasulullah (saw). (HR Abu Dawud)

2.  Sisihkan di awal bulan sebanyak 10-20 persen dari semua pendapatan untuk digunakan buat membayar hutang
3. Mencari sumber hutang yang paling lunak (katanya sih: orang tua atau saudara)

Cukup ini saja dulu....

Mencari kekuatan tersembunyi dalam diri kita

Setiap orang adalah individu yang unik. Setiap orang juga bertanggung jawab atas dirinya sendiri untuk menemukan misi hidupnya masing-masing. Agar kita bisa berkontribusi maksimal, tentunya akan sangat baik bila kita bekerja di bidang yang paling sesuai dengan keunikan kita. Ibaratnya bisa menjadi ikan dalam air, atau burung di udara.
Mengenali bakat merupakan hal yang gampang-gampang susah. Kenalkah Anda dengan JK Rowling? Itu loh, penulis Harry Potter yang buku terakhirnya terjual 8.9 juta hanya dalam waktu semalam di Amerika dan Inggris saja. Semula dia kerja sebagai pelayan toko. Hidupnya susah karena pendapatan yang pas-pasan. Tak disangka dia ternyata berbakat mendongeng. Setiap malam dia mendongeng kepada anaknya, yang kemudian oleh anaknya diceritakan kembali kepada teman-temannya. Tak disangka, dari sanalah muncul motivasi menulis buku fiksi Harry Potter yang ternyata sukses luar biasa di pasaran.
Bagaimana kita bisa mengenali bakat kita sendiri?
Berikut ini empat hal yang bisa dijadikan dugaan awal terhadap apa bakat kita, yaitu : reaksi spontan, tanda masa kecil, cepat belajar, dan kepuasan.

Reaksi spontan
Langkah pertama mengenali bakat adalah memperhatikan reaksi spontan kita terhadap situasi yang muncul. MIsalnya Anda sedang berjalan-jalan di keramaian. Tiba-tiba ada teriakan keras, “Copeet…!” Apa reaksi Anda? Lari mengejar copet? Menghibur korban? Berdiri mematung menganalisa situasi? Bertanya-tanya ke beberapa orang, membuat konfirmasi atas kejadian sebenarnya? Semua itu adalah pilihan yang mungkin diambil. Manakah pilihan spontan Anda? Kalau Anda langsung bertindak, berarti Anda orang yang praktis dan desisif (membuat keputusan cepat). Pada satu situasi yang mendesak bakat mental seperti ini sangat berguna, karena Anda segera bertindak. Pada situasi yang lain, bakat ini justru merugikan, misalnya karena tidak melakukan konfirmasi maka bisa terjebak pada kesalahan penilaian. Bukankah bisa saja yang teriak “copeet..” itu ternyata adalah temannya si copet yang mengalihkan perhatian? Bisa saja ada orang lain yang kemudian menjadi salah sasaran Anda gebukin padahal dialah korban copet yang sesungguhnya.
Yang penting adalah, mengenali reaksi spontan kita. Apakah kita orang praktis? Apakah kita orang analitis? Apakah kita orang yang waspada (sehingga melakukan konfirmasi lebih dahulu)?
Contoh lain, misalnya Anda diajak datang ke sebuah pesta. Apakah Anda akan langsung berbaur dan mengobrol dengan orang lain, bahkan dengan orang yang baru Anda kenal? Ataukah Anda mengambil segelas minuman, lalu berdiri di pojok mengamati orang-orang lain? Atau Anda sibuk dengan ponsel Anda sendiri kirim-kirim SMS ke orang lain dan tidak peduli dengan pesta? Hal ini menunjukkan apakah pribadi Anda introvert (cenderung ke dalam) atau extrovert (cenderung ke luar).
Semua reaksi spontan Anda menunjukkan bakat mental yang sering disebut kepribadian.

Tanda masa kecil
Tanda masa kecil (yearnings) menunjukkan apa bakat natural Anda. Von Neumann, lahir di Hungaria tahun 1903, adalah perumus dasar-dasar komputer. Pada usia 6 tahun telah mampu menghitung pembagian 8 angka hanya di kepala. Pada usia 8 tahun dia sudah belajar kalkulus. Dia juga punya ingatan fotografik, cukup membaca sekilas buku telepon, dia bisa mengingatnya kembali dengan persis. Von Neumann menjadi peletak dasar-dasar komputer. Dia juga arsitek yang merancang bom atom Fat man, yang dijatuhkan di Nagasaki oleh tentara sekutu.
Anna Mary Robertson Moses lahir di pertanian dekat New York. Sejak kecil dia senang mencampur warna, dan membuat sketsa indah dari berbagai buah-buahan. Namun kehidupan pertanian membuatnya tak lagi melukis hingga 40 tahun lamanya. Pada usia 78 tahun barulah dia memiliki waktunya untuk melukis. Selama 23 tahun kemudian hingga saat kematiannya, Moses melukis ribuan karya, dan kemudian terkenal sebagai artis lukis Grandma Moses.
Apa ciri bakat kita saat masa kecil? Pada bidang apa karya Anda masa kecil diakui oleh lingkungan?

Cepat belajar
Cepat belajar (rapid learning/ fast learning) merupakan tanda bahwa Anda berbakat pada bidang tersebut. Terkadang kita sendiri tidak tahu, sampai suatu ketika mendapat kesempatan mempelajari hal baru, dan… blam! rasanya begitu mudah menguasainya.
Henri Matisse tidak pernah menyentuh kuas hingga usia 21 tahun. Pekerjaan sehari-hari adalah klerk seorang pengacara. Sampai suatu ketika dia sakit flu berat, sehingga harus istirahat di tempat tidur. Ibunya berusaha mencarikan kegiatan pengisi waktu. Saat itulah ibunya memberikan seperangkat kuas dan cat. Empat tahun berikutnya dia diterima sebagai mahasiswa berbakat di sekolah seni Paris.
JK Rowling, penulis Harry Potter, juga tidak menyadari punya bakat mendongeng hingga teman-teman anaknya menyatakan begitu menariknya kisah Harry Potter. Kini dia wanita kedua terkaya di Inggris, kalah hanya oleh Ratu Elizabeth.
Jim Clark, seorang dosen yang jenius namun hidupnya kacau balau hingga 2 kali perkawinannya hancur. Lulus SMA dia melamar sebagai tentara Navy. Prestasinya sebagai kelasi begitu buruk sehingga sering dibilang bodoh oleh para atasannya. Sampai suatu ketika salah seorang instrukturnya bilang sebaiknya dia kuliah saja, karena tampaknya dia punya bakat matematika. Dan benar, dia meraih PhD di Computer Science! Setelah itu dia menjadi dosen. namun kebiasaan buruknya yang sering mengabaikan keluarga membuatnya bercerai. Tahun 1978 dia juga dipecat dari New York Institute of technology karena membangkang. Tak dijelaskan bagaimana, dia bergabung ke Stanford University. Pada usia 38 tahun, Clark yang menderita depresi berat, tiba-tiba menemukan pencerahan. Ternyata kehidupan kacaunya itu dikarenakan dia terlalu kreatif sehingga selalu mencari hal baru. Clark terlalu banyak ide. Sejak itu dia mendirikan perusahaan bernilai milyaran dolar, mulai dari Silicon Graphic Inc. (SGI), Netscape (pembuat browser internet), hingga Healtheon (perusahaan medical di internet) yang semuanya sukses besar jual saham dalam IPO. Bakat Jim Clark adalah ide dan visinya.
Tentunya Anda juga ingat dengan Kolonel Sanders. Dia memulai bisnis ayam goreng di usia 66 tahun. Ternyata bisnis restoran adalah hal yang menarik dan mudah dia pelajari.
Kalau ada bidang yang Anda begitu cepat menguasainya, mungkin di situlah bakat Anda.

Kepuasan
Ciri-ciri kita berada di jalur yang benar adalah kalau kita merasa puas dengan apa yang kita lakukan. Orang-orang yang sukses di berbagai bidang menunjukkan kepuasan terhadap pekerjaan mereka, baik pekerjaan itu menghasilkan banyak uang maupun tidak. Kalau Anda senang melihat orang lain tumbuh karena bimbingan kita, maka Anda berbakat menajdi pembina/pendidik. Kalau Anda puas dengan menciptakan hal baru, yang unik dan beda, mungkin Anda berbakat menjadi kreator. Kalau Anda puas bisa traveling ke berbagai penjuru dunia, mungkin Anda berbakat menjadi explorer, seperti Marco Polo dan Ibnu Batutah.
Seringkali yang membuat puas bukanlah sesuatu yang tampak secara fisik. Anda mungkin dosen, yang kadang suka kadang tidak dengan pekerjaan Anda. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata Anda malas mengajar, tapi selalu tertarik dengan berita-berita riset terbaru. Jadi sebenarnya bakat Anda ada di riset, jadi bisa berada dimana saja, misalnya bergabung dengan grup riset di perusahaan besar. Seingat saya, Bondan Winarno adalah seorang pegawai maskapai penerbangan (atau di sekitar itu) yang melakukan banyak perjalanan ke luar negeri. Namun dia lebih dikenal sebagai kolumnis di majalah, yang menceritakan banyak pengalamannya saat pergi ke berbagai negara. Ternyata hobi dia yang lain adalah makanan (kuliner), bukan sebagai pembuat tapi sebagai penikmat makanan. Sekarang dia mengasuh rubrik kuliner di salah satu stasiun TV. Mungkin dia memang berbakat menjadi seorang explorer.
Apa saja yang membuat Anda puas?
Apapun kondisi dan pekerjaan Anda sekarang, tidak ada salahnya untuk terus mencari bakat terbaik kita. Kadang memang kita sendiri, entah kenapa, tidak peka dengan panggilan bakat kita. Tugas kita menemukannya, sampai kapanpun itu akan ditemukan. Seperti kata bijak dari timur, ” Setiap diri kita ini mempunyai misi, tugas kita adalah menemukan dan menjalaninya.”

Disarikan dari buku Now, Discover Your Strengths karya Marcus Buckingham.

Trik mudah menggapai sukses didunia dan akhirat


Inilah trik paling ampuh untuk mencapai kesusksesan di dunia dan akhirat.


HADIS MUTHAHHARAH

Dari Sayyidina Khalid bin Al-Walid Radiallahu’anhu telah berkata : Telah datang seorang arab desa kepada Rasulullah S.A.W yang mana dia menyatakan tujuannya : Wahai Rasulullah! sesungguhnya kedatanganku ini adalah untuk bertanya kepada engkau mengenai apa yang akan menyempurnakan diriku di dunia dan akhirat. Maka baginda S.A.W telah berkata kepadanya Tanyalah apa yang engkau kehendaki :

Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang alim
Baginda S.A.W menjawab : Takutlah kepada Allah maka engkau akan jadi orang yang alim
Dia berkata : Aku mau menjadi orang paling kaya
Baginda S.A.W menjawab : Jadilah orang yang yakin pada diri engkau maka engkau akan jadi orang paling kaya
Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang adil
Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah manusia yang lain sebagaimana engkau kasih pada diri sendiri maka jadilah engkau seadil-adil manusia
Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang paling baik
Baginda S.A.W menjawab: Jadilah orang yang berguna kepada masyarakat maka engkau akan jadi sebaik-baik manusia
Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang istimewa di sisi Allah
Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan zikrullah niscaya engkau akan jadi orang istimewa di sisi Allah
Dia berkata : Aku mau disempurnakan imanku 
Baginda S.A.W menjawab : Perelokkan akhlakmu niscaya imanmu akan sempurna
Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan orang yang muhsinin (baik) 
Baginda S.A.W menjawab : Beribadatlah kepada Allah seolah-olah engkau melihatNya dan jika engkau tidak merasa begitu sekurangnya engkau yakin Dia tetap melihat engkau maka dengan cara ini engkau akan termasuk golongan muhsinin
Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan mereka yang taat
Baginda S.A.W menjawab : Tunaikan segala kewajipan yang difardhukan maka engkau akan termasuk dalam golongan mereka yang taat
Dia berkata : Aku mau berjumpa Allah dalan keadaan bersih daripada dosa 
Baginda S.A.W menjawab : Bersihkan dirimu daripada najis dosa niscaya engkau akan menemui Allah dalam keadaan suci daripada dosa
Dia berkata : Aku mau dihimpun pada hari qiamat di bawah cahaya
Baginda S.A.W menjawab : Jangan menzalimi seseorang maka engkau akan dihitung pada hari qiamat di bawah cahaya
Dia berkata : Aku mau dikasihi oleh Allah pada hari qiamat 
Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah dirimu dan kasihanilah orang lain niscaya Allah akan mengasihanimu pada hari qiamat
Dia berkata : Aku mau dihapuskan segala dosaku 
Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan beristighfar niscaya akan dihapuskan( kurangkan ) segala dosamu
Dia berkata : Aku mau menjadi semulia-mulia manusia 
Baginda S.A.W menjawab : Jangan mengesyaki sesuatu perkara pada orang lain niscaya engkau akan jadi semulia-mulia manusia
Dia berkata : Aku mau menjadi segagah-gagah manusia 
Baginda S.A.W menjawab : Sentiasa menyerah diri (tawakkal) kepada Allah niscaya engkau akan jadi segagah-gagah manusia
Dia berkata : Aku mau dimurahkan rezeki oleh Allah 
Baginda S.A.W menjawab : Sentiasa berada dalam keadaan bersih ( dari hadas ) niscaya Allah akan memurahkan rezeki kepadamu
Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan mereka yang dikasihi oleh Allah dan rasulNya 
Baginda S.A.W menjawab : Cintailah segala apa yang disukai oleh Allah dan rasulNya maka engkau termasuk dalam golongan yang dicintai oleh Mereka
Dia berkata : Aku mau diselamatkan dari kemurkaan Allah pada hari qiamat 
Baginda S.A.W menjawab : Jangan marah kepada orang lain niscaya engkau akan terselamat daripada kemurkaan Allah dan rasulNya
Dia berkata : Aku mau diterima segala permohonanku 
Baginda S.A.W menjawab : Jauhilah makanan haram niscaya segala permohonanmu akan diterimaNya
Dia berkata : Aku mau agar Allah menutupkan segala keaibanku pada hari qiamat
Baginda S.A.W menjawab : Tutuplah keburukan orang lain niscaya Allah akan menutup keaibanmu pada hari qiamat
Dia berkata : Siapa yang terselamat daripada dosa? 
Baginda S.A.W menjawab : Orang yang sentiasa mengalir air mata penyesalan,mereka yang tunduk pada kehendakNya dan mereka yang ditimpa kesakitan
Dia berkata : Apakah sebesar-besar kebaikan di sisi Allah? Baginda S.A.W menjawab : Elok budi pekerti, rendah diri dan sabar dengan ujian ( bala )
Dia berkata : Apakah sebesar-besar kejahatan di sisi Allah? 
Baginda S.A.W menjawab : Buruk akhlak dan sedikit ketaatan
Dia berkata : Apakah yang meredakan kemurkaan Allah di dunia dan akhirat ? 
Baginda S.A.W menjawab : Sedekah dalam keadaan sembunyi ( tidak diketahui ) dan menghubungkan kasih sayang
Dia berkata: Apakah yang akan memadamkan api neraka pada hari qiamat? 
Baginda S.A.W menjawab : sabar di dunia dengan bala dan musibah

Sunday 22 January 2012

Mudahnya membuat hidup menjadi bahagia


Didalam kehidupan yang fana ini, tiada hal yang ingin dicapai umat manusia selain menjadi bahagia di dunia dan di akhirat, namun menurut analisa bahwa sebagian besar manusia mengalami hidup yang dramatis penuh dengan kesediahan dan kesusahan. hal ini tentu saja banyak penyebabnya, namun pada kesempatan kali ini saya tidak akan membahas mengenai penyebab terjadinya kesedihan dan dan kesusahan tersebut, namun saya ingin berbagi bagai mana menjadikan hidup lebih bahagia.

Berikut hal-hal yang paling di butuhkan :

- Memaafkan

Memaafkan bukanlah hadiah yang Anda berikan kepada orang lain, itu adalah hadiah yang Anda berikan kepada diri sendiri. Tidak bergantung pada masa lalu, melepaskan sakit sehingga Anda dapat hidup lebih bahagia dan hidup lebih memuaskan. Menyimpan dendam terhadap orang lain tidak akan membantu dan merusak hubungan sosial dengan orang lain, itu hanya merugikan Anda. Ini membuang-buang waktu dan energi yang sebenarnya Anda bisa mencurahkan untuk sesuatu yang lebih bermanfaat dalam hidup Anda. Kalaupun kita lihat tampaknya tidak cocok untuk orang yang terluka untuk harus memaafkan dan melupakannya begitu saja, tapi buatlah keinginan besar menjadi bijaksana dan menjadi bahagia. Selalu ingat untuk memaafkan diri sendiri juga.

- Menerima Diri Sendiri

Belajar untuk menerima dan mencintai diri sendiri dengan semua kualitas yang baik dan kesalahan Anda. Harga diri Anda tidak ditentukan oleh berapa kali Anda telah berhasil atau gagal atau oleh berapa banyak uang yang Anda miliki. Juga tidak ditentukan oleh, siapa yang Anda tahu, apa yang Anda lakukan atau seperti apa Anda terlihat. Nilai Anda ditentukan oleh apa yang ada dalam hati. Anda adalah sempurna persis seperti Anda. Tak ada lagi yang perlu Anda lakukan selain memegang teguh prinsip kebenaran dan kejujuran agar menjadi layak untuk dicintai.

- Membantu Sesama

Jika Anda ingin jalan pintas menuju kebahagiaan. Anda dapat membantu siapa pun yang Anda inginkan, hanya melakukan tindakan yang memberi Anda kebahagiaan dan berasal dari hati. Apakah Anda memilih untuk membantu anak-anak yatim, tunawisma, orang tua, orang miskin, orang sakit, atau satwa liar atau apa pun yang terdekat dengan Anda. Bahkan jika Anda belum siap untuk berkomitmen, maka berikan kebaikan di mana pun Anda melihatnya diperlukan. Memberikan senyum dan pujian tidak hanya cara yang bagus untuk memulai, tetapi kebiasaan yang indah untuk masuk lingkaran kebaikan. Kebaikan kadang tanpa biaya apa-apa dan dapat membawa banyak kegembiraan. Jika Anda melihat seseorang yang tampaknya sedikit kurang bahagia, hanya memberi mereka senyuman lebar. Yang dapat membuat lebih banyak perbedaan dalam hari seseorang dari yang Anda bayangkan. Tindakan Anda dan kata-kata Anda harus selalu datang dari hati Anda.

- Berhenti khawatir

Khawatir membawa Anda jauh dari masa kini dan membatasi energi Anda. Anda tidak bisa mengatakan berapa tahun hidup Anda telah terperangkap dalam kekhawatiran. Saya ingat begitu tenggelam dalam kemungkinan-kemungkinan kejadian masa mendatang yang membuat saya bahkan tidak bisa merasakan apa-apa pada saat sekarang. Tampaknya peristiwa indah yang muncul selalu dinodai oleh perasaan takut. Khawatir tentang sesuatu tidak akan pernah memecahkan masalah apa pun. Khawatir hanya memaksa Anda untuk berulang kali mengalami hal-hal buruk yang mungkin atau bahkan tidak terjadi. Lepaskanlah!. Bahkan jika peristiwa ini terjadi, lebih baik hanya mengalami sekali daripada beberapa kali, dan biasanya yang dibayangkan peristiwa yang jauh lebih buruk daripada apa pun kenyataan akan datang. Nikmati setiap pengalaman sepenuhnya dan alami segala sesuatu sepenuhnya dan koreksi kesalahan yang ada.

- Fokus pada hal positif

Berhenti memperhatikan hal-hal yang menyedihkan dan berfokus pada kebahagiaan. Jangan menghindari kenyataan, tetapi hadapi. kita tahu bahwa tidak ada gunanya dalam melihat dan mengingat hal-hal yang membuat stres. Apabila tidak melakukan apa pun untuk memperbaiki situasi hanya akan membatasi energi anda maka sebaiknya manfaatkanlah untuk hal-hal yang lebih positif.

- Mengevaluasi

Evaluasi memberi gambaran sisi baik dan buruknya tindakan. Apakah tindakan-tindakan anda sudah sesuai dengan cita-cita ataukah telah keluar jalur. Keinginan-keinginan yang menipu seperti hal yang menyenangkan pada saat tindakan terjadi itu bisa saja terulang berkali-kali karena mekanisme kesadaran untuk melakukan tindakan menyengkan sangat kuat dan implikasi buruknya berjalan sangat lambat. Hati-hati ketika akan melakukan tindakan besar dan evaluasi sesudahnya. Evaluasi bisa menentukan kebahagian jangka panjang.

- Berolahraga

Kebahagiaan karena hati kita bahagia dan tubuh kita sehat. Kalaupun karena kesibukan yang sangat padat dan kelelahan akibat aktivitas yang sangat padat maka pintar-pintarlah memilih waktu anda seperti keahlian anda saat memecahkan masalah. Karena tidak berolah raga juga merupakan sebuah masalah. Dari 24 jam waktu yang tersedia apakah 1 jam atau 1/2 jam saja tidak tersedia untuk menjaga kesehatan?

- Tertawa

Tertawa adalah penting. Tertawa membuat Anda santai dan memicu reaksi hormonal dalam tubuh yang bermanfaat bagi kesehatan dan kebahagiaan Anda! Tertawa bagi sebagian orang tidak mudah tapi kalau mau meluangkan waktu mengingat kembali hal apa yang bisa membuat anda tertawa maka ulangi kembali kegiatan yang bisa membuat tertawa. Tanpa tertawa diri kita akan menjadi beku dan mudah pecah jika ada seorang memukulnya walaupun itu dengan pukulan lemah.

- Cinta

Cinta adalah esensi dari siapa diri kita dan mengapa kita di sini. Cinta adalah sumber kehidupan dan mengantarkan anda untuk membuat hal-hal positif . Cinta itu lebih dan Anda dapat menjadi lebih. Cinta itu bebas, mendalam dan sepenuhnya. Mengasihi semua orang di sekitar Anda termasuk Anda sendiri. Semakin banyak Anda memberi, semakin banyak Anda akan menerima balasan. Menjalani hidup dari cinta dan kebahagiaan akan mengikuti kemanapun Anda pergi. Ingat juga cinta berlebihan bisa menjadi fanatisme sempit.

Tekhnik ampuh bernegosiasi

Teknik-teknik berikut digunakan oleh ahli negosiator. Perhatikan ketika mereka bernegosiasi. Ketika mereka muncul, Anda segera tahu bahwa sedang bernegosiasi dengan seorang ahli. Seiring waktu, Anda akan menemukan mereka menjadi bagian dari gaya negosiasi Anda.

+ Bila Anda sudah mendapatkan sebagian besar dari apa yang Anda inginkan, namun tetap dalam batas-batas negosiasi, berhenti negosiasi.

Anda akan hampir selalu mendapatkan sekitar 80 persen dari apa yang Anda inginkan; dan berusaha untuk mendapatkan 20 persen lain sering mengancam 80 persen yang telah Anda dapatkan.

+ Jangan pernah berdebat.


Ingat, Anda adalah seorang negosiator dan berdebat hanya membiarkan orang lain tahu bahwa Anda bukan negosiator first-class. Membantah jika harus, tetapi mengerti bahwa berdebat tidak pernah menjadi penyelesaian yang tepat dalam bernegosiasi.

+ Jika Anda dapat menghindarinya, jangan pernah biarkan negosiasi mengkerucut membahas satu masalah.

Hindari membiarkan negosiasi untuk mengurangi kondisi masalah menjadi satu masalah. Jika perlu, memperkenalkan kembali suatu kondisi yang tampaknya telah diselesaikan. Mengapa? Jika hanya ada satu masalah, maka dengan cepat menjadi sederhana yaitu keputusanya ya atau tidak. Dalam kasus ini, tidak ada ruang lagi untuk bernegosiasi, dan sebuah kotak telah dibuat. Salah satu dari kita harus memutuskan ya atau tidak. Ini menjadi posisi ‘ambil atau tinggalkan’. Jika hal-hal sampai ke titik ini, kita tidak lagi bernegosiasi. Cukup kembangkan terus isu-isu untuk memastikan bahwa selalu ada negosiasi.

+ Ingatlah bahwa orang tidak menginginkan hal yang sama.

Kita tahu bahwa seseorang yang sedang menjalankan permainan pada Anda, jika dia bicara, “Bagaimanapun, kita menginginkan hal yang sama.” Ini hampir tidak pernah benar. Anda ingin mengaktualisasikan minat Anda dan mereka ingin mengaktualisasikan keinginan mereka. Kita mungkin memiliki beberapa kepentingan bersama atau umum, tetapi kita juga akan memiliki beberapa perbedaan. Sebagai negosiator terampil, Anda akan mengenali dan mengakui kepentingan kita bersama dan kepentingan mereka yang kita pegang sebagai individu.

+ Memahami dan menyebutkan kebutuhan, masalah, dan minat.

Dalam memahami masalah jangan kondisikan mereka seperti faktanya. Katakanlah sebaliknya, misalnya “Saya mengerti, anda punya masalah (kebutuhan) yang saya mengerti dengan cara … anda akan lebih ….” Selalu mencari akal bahwa masalah, kebutuhan, dan minat saya penting bagi Anda dan dianggap serius oleh Anda dan sebaliknya.

+ Selalu menjaga fokus pada tugas Anda – pada negosiasi.

Jangan pernah melakukan pergeseran fokus masalah ke pribadi anda. Bahkan ketika Anda berbicara dengan persepsi Anda tentang masalah, kebutuhan, dan kepentingan, melakukannya dengan cara-cara yang berkaitan dengan negosiasi – bawa kondisi diluar masalah pribadi anda.

+ Fokus pada-tugas dengan fleksibilitas.

Gunakan sentuhan dengan membiarkan percakapan melayang, bersosialisasi, berbicara tentang hal-hal lain, atau untuk sebentar menjauh dari tugas, ‘mengikuti arus. Selalu rupawan, ramah, dan tertarik. Pada saat yang sama, walaupun, mencari peluang untuk kembali ke tugas gunakan kesederhanaan, bijaksanaan, dan tanpa menjadi kuat atau ambisius.

+Melangkahkan kaki.

Jangan pernah masuk ke posisi di mana Anda tidak mau berjalan, dan mengakhiri negosiasi. Jangan pernah memberi kesan tetap diam ditempat dan memegang kekuasaan penuh atas apa yang menjadi masalah. Minimal, mungkin Anda akan mampu untuk memberi lebih banyak daripada yang Anda benar-benar ingin memberi. Bahkan, jika benar-benar yakin dengan berjalan, Anda mungkin sebenarnya telah menaikkan tawaran sebagi seorang negosiator.

+ Tidak Keluar Jalur

Ingat bahwa 80 persen adalah Keberlangsungan proses negosiasi dan 20 persen adalah akhir dari proses. Selalu simpan sedikit pertimbangan Anda untuk saat-saat terakhir dari proses negosiasi. Jangan lari keluar dari ruangan negosiasi sampai Anda tiba di akhir proses negosiasi. Dengan lari proses negosiasi akhir akan membentuk image sedikit sombong dan merasa seolah-olah sebagai negosiator yang unggul. Ini mungkin akan menyebabkan Anda diremehkan ketika lain kali bernegosiasi kembali. Buat image sebaik mungkin saaat akhir negosiasi.

+ Jangan menjadi tidak sabar.

Orang yang sedang bernegosiasi secara bertahap akan sedikit frustrasi dan akan ingin mengakhiri proses. Ia mungkin akan tidak sabar dengan hanya 20 persen dari kemajuan yang dibuat selama pertama 80 persen dari waktu yang tersedia. Di sini, kuncinya adalah untuk bersantai, bersabar, dan hanya menunggu orang lain. Ada kemungkinan yang kuat bahwa dia akan membuat tawaran tambahan, meningkatkan pertimbangan, atau melakukan sesuatu yang lain keuntunga bersama. Hanya dengan menjadi lebih sabar dan menunggu, Anda sudah mendapatkan lebih dari apa yang Anda inginkan.

Promo Modem Smartfren Murah

Kabar gembira!!!

Bagi rekan-rekan yang ingin mendapatkan modem murah dengan harga yang sangat terjangkau, Wahana Corp beserta Wahana Komputer selaku mitra Smartfren di wilayah lombok menyediakan modem smartfren murah dengan harga yang sangat terjangkau bagi semua kalangan.
Harga modem Smartfren AC 682 ini dijual untuk user hanya Rp. 205.000 saja, sudah termasuk PPN, biaya aktivasi dan Gratis internet cepat selama 1 bulan penuh tanpa FUP.
Buat rekan-rekan yang ingin menjadi agen atau reseler, kami juga memberikan peluang kepada rekan-rekan, dan kami memberikan harga khusus kepada rekan-rekan yang berminat jadi agen.. pendaftaran dibukan samapai tanggal 20 Februari 2012. silahkan daftarkan nama toko dan nomer hp anda ke nomor : 081917111017

Berikut review tentang modem smartfren yang kami tawarkan.
Kelebihan :
  1. Modem AC 682 Smartfren ini termasuk murah di banding yang lain.
  2. Dual frekuensi 800 Mhz dan 1900 Mhz.
  3. Instalasi termasuk mudah karena sudah built in dengan software yang terinstall
  4. Support dengan EVDO Rev A
  5. Bentuknya ringkas jadi tidak besar seperti modem saya sebelumnya yaitu Huawei E220
  6. Sudah termasuk gratis internet selama 1 bulan penuh dengan kecepatan tinggi
  7. Biaya internet bulanan cuma 45.000 rupiah
  8. Setiap paket internet tanpa adanya batasan kuota (FUP)
Kekurangan:

  1. Locked by Smartfren (tidak bisa di ganti kartu lain)
  2. Modem ZTE AC 682 ini selama penggunaan termasuk panas, dan untuk mengurangi panasnya saya menggunakan kipas angin.

Tuesday 17 January 2012

Kiat Ampuh Menjadi Guru Profesional Plus Plus

Semua kita pasti ingin menjadi guru yang profesional, yang ditambah lagi dengan kreatifitas yang tinggi agar dapat menjadi guru teladan dan plus plus bagi setiap siswa kita.. nah berikut kisah guru yang patut kita contoh berdasarkan kutipan dari siswa yang pengalaman siswa yang bersangkutan.

Guru Supel Plus Ramah 

Pak Ngadmin adalah guru di Sekolahku, sebuah sekolah SD di kota Bandung, sepintas ia sama sekali tidak menarik. Pakaian yang dikenakannya terkesan sederhana alias tak bermerk tapi rapi dan bersih. Sepatunya, kadang disemir kadang tidak. Rambutnya selalu tercukur rapi. Tubuhnya sedikit pendek tapi langsing. Dan wajahnya, ehm…tidak tampan tapi juga nggak jelek. Biasa aja. Jadi wajar kalau pertama ketemu tak ada kesan yang membekas. Jadi pendapat bahwa kesan pertama cukup menentukan, belakangan baru ku tahu ternyata tidak kena untuk sosok Pak Ngadmin. 
Saat kutahu bahwa wali kelasku di kelas lima adalah Pak Ngadmin, jujur saja aku merasa sedikit kecewa. Wah, orangnya nggak asyik! Pikirku. Tapi, yaa…apa boleh buat. Dengan lesu aku duduki bangku di sudut kelas seraya merebahkan daguku di atas meja. Beberapa temanku terlihat asyik bercanda, yang lain tertawa-tawa senang karena sebagian besar mereka berada dalam kelas yang sama saat kelas empat. Sementara aku, bukannya aku tak kenal mereka, tapi sahabat-sahabatku tidak lagi sekelas denganku. Mereka terpencar di kelas yang lain. 
“Halo anak-anak, selamat pagi semuanya,” suara yang ringan dan ramah tiba-tiba menyeruak di tengah kebisingan kelas. Sesaat aku tersentak, kuangkat kepalaku lalu kurebahkan lagi. Pak Ngadmin melangkah ke depan kelas dengan tegap dan pasti. Senyum tulus tampak menghias wajahnya. Berdasarkan tulisan di kertas yang ia pegang, Pak Ngadmin mulai memanggil nama murid-muridnya satu persatu dan menanyakan nama panggilan masing-masing. Ketika giliran namaku dipanggil, aku mengangkat tanganku dan hanya mengangkat daguku beberapa sentimeter dari meja. Dahi Pak Ngadmin tampak berkerut memandangiku. 
“Kamu sakit?” tanyanya ramah. Ia melangkah tenang ke arahku. Tangannya yang bekulit sawo matang meraba dahi dan leherku. 
“Nggak panas kok. Kenapa, nak, kok lesu? Ayo, coba duduknya tegak dan perlihatkan senyummu,” ajaknya lembut. Kuikuti saran Pak Ngadmin walaupun rasanya sulit mengukir senyum dengan bibir yang kaku. 
“Nah….gitu dong! Kalau senyum kamu kelihatan lebih cakep, lho.” Pak Ngadmin berkomentar sambil mengusap rambutku. Kulihat beberapa temanku tertawa geli mendengar ucapan Pak Ngadmin. Tanpa kuduga, sikap Pak Ngadmin tadi menghapus sedikit rasa kecewaku. Semangat mulai mewarnai hatiku di tengah gumpalan asap kelabu yang memenuhi perasaanku. Hehe…baru sekarang ada yang bilang aku cakep. Kukejap-kejapkan mataku membuang kantuk. 

Guru Tegas Plus Berwibawa 

Hari pertama sekolah itu, aku hanya mencatat jadwal pelajaran dan mendengarkan beberapa peraturan yang diberikan Pak Ngadmin. Rasanya, semua peraturan yang disampaikan cukup klise dengan kelas-kelas sebelumnya. Ah, bosan! Keluhku. Semangatku pagi itu sepertinya hampir terbang. Tapi…belum lagi daguku menyentuh meja, tiba-tiba Pak Ngadmin memanggilku. 
“Komar…” Suaranya cukup keras tapi tetap tenang. Aku tersentak. Sorot matanya tajam menatapku. Tak ada kemarahan tapi sanggup membuatku ciut. 
“Pergilah ke toilet dan basuh mukamu, agar kamu lebih segar dan tidak lesu,” perintahnya datar. Tak ada kekesalan atau kemarahan yang tersirat baik dalam suara maupun wajahnya, tapi nada suaranya tampak sungguh-sungguh dan mengandung magnet yang membuatku merasa tak benyali untuk menentangnya. Instingku mengatakan bahwa Pak Ngadmin adalah guru yang tidak bisa dipermainkan murid, seperti guru-guru lainnya. Tanpa berpikir dua kali, aku segera melakukan perintahnya dan cepat-cepat aku kembali ke kelas tanpa pedulikan wajahku yang masih basah. 
“Sudah? Nah, kelihatan lebih segar sekarang,” pujinya sambil tersenyum. Sekarang aku merasa semakin tertarik mendengarkan penjelasan dari setiap peraturan yang akan beliau terapkan. Rasa lesuku menguap pergi, entah kemana. Setelah kusimak, ternyata ada banyak perbedaan dengan peraturan yang kuterima di kelas-kelas sebelumnya. Aku jadi penasaran… 
“Anak-anak…,” seru Pak Ngadmin lantang. Semua mata memandang kearahnya tanpa terkecuali. ” Di kelas empat ini, Bapak meminta kalian untuk tidak memegang alat tulis apapun jika Bapak sedang menerangkan. Semuanya harus belajar untuk menyimak dan mendengarkan setiap pelajaran yang Bapak jelaskan di depan. Apa kalian mengerti..?”suaranya begitu keras dan jelas. Sejenak Pak Ngadmin memandang setiap anak yang duduk mematung dengan wajah tegang. 
“Mengerti…atau tidaaakk…..!” Anak-anak tersentak. Volume suara Pak Ngadmin terdengar lebih keras tapi tak ada nada marah di dalamnya. Dan seperti sebuah paduan suara, semua murid menjawab serempak,” Mengertiiiii……..!” 
Pak Ngadmin memperlihatkan rangkaian giginya yang rapih dan bersih. Dia tertawa lepas sejenak. 
“Haha…anak-anak, kalian tidak usah tegang begitu. Jangan takut. Selama ini Bapak masih makan nasi kok, bukan makan orang…” canda Pak Ngadmin dengan ekspresi yang lucu. 
Wajah-wajah kecil yang ketakutan tadi kini tampak tenang dan kembali ceria. Semua tertawa menimpali gurauan Pak Ngadmin. 
“Ya…Bapak paling tidak suka kalau sedang menerangkan suatu pelajaran di kelas, lalu ada yang asyik menulis, menggambar atau bermain. Anak seperti itu, seringkali tidak dapat menyimak dengan baik. Tapi, bukan berarti kalian tidak boleh bicara. Kalian boleh bicara…asal berkaitan dengan topik pelajaran yang sedang kita bahas. Bahkan Bapak paling senang jika kalian mau bertanya. Jangan malu! Kalau kalian bertanya, itu artinya kalian menyimak. Jangan takut untuk bertanya kalau ada pelajaran yang belum dimengerti. Paham..?” Semua mengangguk. 
Kesan pertama mulai sedikit tebentuk di hatiku. Kata-katanya jelas dan tegas. Suaranya lantang. Matanya menatap langsung ke mata murid-muridnya. Tidak tampak ragu. Senyumnya tampak tulus, tidak dipaksakan. Pak Ngadmin bisa menguasai kelas dan mengendalikannya! 
Sekalipun dikenal sebagai guru yang sabar dan suka bergurau, bukan berarti Pak Ngadmin tidak bisa marah. Beliau bisa marah bahkan berteriak dengan suara sangat keras. Dan biasanya, kalau sudah begitu, tak ada satupun murid yang berani menentang. Tetapi kemarahannya sangat cepat reda, tak sampai berlarut-larut. Diakhir pelajaran, beliau selalu menjelaskan alasan dari kemarahannya, sehingga kami tahu kesalahan yang telah kami lakukan dan berusaha untuk tidak mengulanginya. 
Satu hal yang kupelajari dari Pak Ngadmin adalah beliau hanya berteriak keras bila ada muridnya yang tidak dapat menguasai emosi dan menangis sambil berteriak-teriak sehingga cukup sulit dikendalikan. Seperti temanku Icang. Icang adalah temanku yang sangat mudah terpancing emosinya. Hal sepele saja bisa membuatnya mengamuk, menangis meraung-raung dengan duduk di lantai, bahkan melemparkan benda apapun yang ada di dekatnya, termasuk kursi di kelas. 
Aku dan teman-temanku hanya memandangi Icang dari jauh dengan perasaan bingung bercampur takut. Tak lama, kulihat Pak Ngadmin datang tergesa diikuti beberapa temanku yang mengadukan hal Icang. Awalnya, Pak Ngadmin mencoba menegur dan bertanya pada Icang tanpa nada tinggi. Tetapi ketika dilihatnya Icang tak mau mendengar bahkan semakin menjadi dan bermaksud memukul Budi dengan tasnya, tiba-tiba Pak Ngadmin bersuara menggelegar memanggil nama Icang. Tangis Icang langsung berhenti. Matanya menatap terkejut ke arah asal suara. Begitu juga aku dan teman-temanku. Hening. Sepi. Pak Ngadmin menatap tajam dan lekat ke arah Icang. Tangisnya yang tadi keras kini berganti dengan isakan kecil. Kurasa tak ada satupun yang mengira, bahwa Pak Ngadmin bisa marah seperti itu. 
Perlahan Pak Ngadmin mendekat ke arah Icang, lalu menuntunnya dengan lembut keluar dari kerumunan. Dengan tenang, Pak Ngadmin menyuruh semua murid duduk di tempatnya masing-masing dan memberi tugas untuk dikerjakan. Sementara itu, Pak Ngadmin mengajak Icang keluar dari kelas untuk berbicara dengannya. Kurang lebih satu jam kemudian, Icang bersama Pak Ngadmin masuk kembali ke dalam kelas. Entah apa yang dibicarakan, tapi kini Icang tampak lebih tenang. 
Semua mata tertuju pada Icang. Kami ingin tahu, apa yang terjadi. Mengapa Icang bisa tenang seperti itu? Seringkali, dengan kebiasaan buruk Icang tadi, tak ada yang bisa membuatnya berhenti menangis meraung-raung, apalagi membuatnya tenang. Bahkan bisa dipastikan, Icang akan menolak untuk masuk kembali ke kelas serta memilih duduk di teras kelas atau meja piket guru sampai bel tanda pulang berbunyi. Tapi yang kali ini, kok aneh….? 
Pikiran buruk mulai melintas di benakku. Apa yang dilakukan Pak Ngadmin terhadap Icang? Apakah beliau memukulnya, sehingga Icang tidak berani melanjutkan tangisnya? Hii…, seram! Segera aku menulis di bagian belakang buku tulisku dengan tulisan besar-besar: 
Kesan kedua: jangan bangunkan harimau tidur!….. 
Saat bel tanda istirahat kedua berbunyi, segera aku melesat mendekati Icang. Icang tertawa melihatku yang hampir terpeleset. 
“Cang, kamu nggak apa-apa? Tadi kamu diapain sama Pak Ngadmin?” tanyaku tak sabar. Rupanya teman-teman yang lain berpikiran sama denganku. Dalam sekejap saja mereka sudah mengerumuni kami. 
“Diapain..? Nggak kok, nggak diapa-apain…,” sahut Icang bingung. 
“Nggak dicubit, dipukul atau…diancam, gitu?” tanya Adi menimpali. Icang menggeleng. 
Semua saling menatap tak percaya. 
“Tenang…aku baik-baik aja. Tadi aku cuma ngobrol sama Pak Ngadmin.” Icang menjelaskan dengan tenang seraya mencoba menyeruak keluar dari lingkaran kami. 
“Haaa……..?” Tanpa sadar, hanya satu suara itu yang keluar dari mulutku dan teman-teman. Kulihat Icang mendekati Budi, yang hampir jadi sasaran tasnya. Semua tegang… 
“Maaf-in aku ya, Bud..,” ujar Icang tenang seraya mengulurkan tangannya menjabat tangan Budi. 
“Haaa…….?!” Semua makin heran dan bingung. Serempak mata kami terarah kepada Pak Ngadmin, yang sejak tadi berdiri mengawasi di depan kelas. Beliau menatap Icang dengan lembut seraya mengacungkan jempolnya. Aku penasaran, rumus apa yang dipakai Pak Ngadmin untuk merubah perilaku Icang? 
Selama di kelas lima aku menghitung, perilaku Icang mengamuk terjadi hanya dua kali. Padahal di kelas-kelas sebelumnya, Icang selalu mengamuk hampir tiap bulan. Kini, Icang tidak lagi mengalami masalah dalam bersosialisasi. Hari-harinya diisi dengan ceria dan tawa. Icang yang kulihat sekarang sangat berbeda dengan Icang yang dulu. Segera aku menulis lagi di halaman berikutnya tulisanku yang dulu: 
Harimau tidur, perlu sekali-kali dibangunkan……:) 

Guru Kreatif Plus Inovatif 

Seminggu pertama belajar dalam asuhan Pak Ngadmin, mampu membuatku merasa lebih bersemangat untuk bekajar. Pak Ngadmin selalu berhasil membawa suasana ceria di dalam kelas, apapun pelajarannya. Terkadang, di tengah-tengah pelajaran beliau menyisipkan cerita yang menarik bahkan terkadang lucu, namun sarat dengan pesan moral. 
Pagi ini, usai upacara rutin hari Senin, Pak Ngadmin masuk sambil membawa gulungan karton berwarna orange. Tak lama kemudian, beliau menempelkannya di dinding dekat mejanya. Semua siswa mengamati. Tak ada gambar apapun pada karton itu, kecuali tulisan besar yang berbunyi: “POJOK HUKUMAN’. Semua murid meringis. Kami tahu sekarang, minggu lalu Pak Ngadmin sudah menjelaskan tentang salah satu peraturan mengenai pojok hukuman. 
Selesai menempel karton tadi, segera Pak Ngadmin memberi perintah untuk mengeluarkan buku pelajaran yang akan dibahas. Semua terlihat tertib dan tenang merogoh buku di dalam tas masing-masing. Tiba-tiba, tampak Sanip melangkah dengan ragu ke arah Pak Ngadmin. Tangannya yang saling meremas menunjukkan kecemasan. Sanip terlihat menggumankan sesuatu. 
“Ya. Suaramu kurang keras, nak. Ada apa?” sahut Pak Ngadmin. Semua mata tertuju ke arah Sanip. Sekarang suaranya terdengar lebih keras tapi sedikit bergetar. Pak Ngadmin tersenyum seraya menanyakan alasan Sanip tidak membawa buku pelajaran. 
“Lain kali jangan ketinggalan, ya,” ujar Pak Ngadmin tenang. Murid-murid tertawa geli ketika melihat Pak Ngadmin menggambar sebuah wajah murung berbentuk lingkaran, dan pada dahinya ditulis SANIP, kemudian membubuhkan sebuah jerawat pada wajah itu. Semakin sering seorang murid ketinggalan buku pelajaran atau lupa mengerjakan tugas, maka semakin banyak pula jerawat pada gambar wajah dengan nama siswa tersebut. Sudah barang tentu, hal ini memberikan efek jera para siswa. Tak seorangpun mau dikenali sebagai pemalas atau pelupa melalui gambar di pojok hukuman. Apa jadinya, bila orang tua mereka mengetahui melalui pojok hukuman itu, bahwa ternyata anaknya banyak melalaikan tugas. Wah, bisa BAHAYA! 
Hal yang menarik, Pak Ngadmin bukan hanya menyediakan sebuah karton bertulis POJOK HUKUMAN, tapi di bagian dinding yang lain ada sebuah karton yang berisi tulisan nama-nama siswa dengan ruang kosong yang cukup untuk membubuhkan puluhan cap ukuran kecil di dalamnya. Karton itu berjudul “PRESTASIKU”. Setiap siswa yang mendapat nilai 8 - 10 akan mendapat hadiah cap pada ruang kosong yang berisi namanya. Setiap nilai mempunyai bentuk cap yang berbeda. Aku selalu mengincar cap ‘Bintang’ yang menjadi kesukaanku, begitu pula halnya dengan teman-temanku. Karena semakin banyak bintang pada namaku, hal itu 
menunjukkan prestasi yang kubuat. Betapa bangganya orang tuaku bila melihat cap bintang bertaburan di ruang namaku. 
Tak berhenti sampai di situ. Setiap bulan, Pak Ngadmin selalu memberikan sertifikat yang dirancangnya sendiri, sebagai penghargaan atas prestasi murid-muridnya dalam setiap masa pelajaran aktif 30 hari. Program sertifikat ini bernama KID’S THIS MONTH. Sedangkan untuk siswa yang menyenangkan dalam bergaul dan suka menolong, akan mendapat sertifikat THE FAVOURITE KID’S. Juga untuk siswa yang menunjukkan peningkatan pesat dalam kemajuan belajarnya meskipun nilainya tidak sepuluh, akan mendapat sertifikat Spesial. Semua siswa berlomba mendapatkan sertifikat ini, apalagi foto mereka akan terpampang di kelas sampai pemberian sertifikat berikutnya. 
Aku dan semua teman-temanku di kelas tahu bahwa Adam adalah satu-satunya murid di kelas kami yang sangat membenci pelajaran matematika. Bahkan saking bencinya dia pada pelajaran ini, di setiap buku dan dinding di kamarnya, ada tanda tulisannya yang berbunyi; ADAM BENCI MATEMATIKA!! 
Pak Ngadmin hanya mengangkat alisnya dengan wajah berhias senyum seraya menatap Adam yang tertunduk kaku, ketika beliau tahu kebencian itu. Dipanggilmya Adam mendekat. Kulihat Pak Ngadmin bicara berbisik pada temanku itu, sambil sesekali diiringi anggukkan kepala Adam. Entah apa yang disampaikan guruku, tapi kulihat wajahnya begitu tenang. Tak lama kemuadian, Adam kembali duduk di bangkunya. Dia tidak terlihat sedih tapi justru seperti baru terlepas dari beban yang begitu berat. 
Aku penasaran. Apa sebenarnya yang dikatakan Pak Ngadmin padanya?. Saat istirahat segera kudekati Adam. 
“Dam, Pak Ngadmin bilang apa, sih..?” tanyaku penasaran. Kutarik Adam ke sudut kelas. Adam hanya tersenyum menggeleng. Aku desak dia. Akhirnya temanku itu menyerah. 
“Pak Ngadmin bilang, beliau juga dulu seperti aku, benci matematika. Menurut beliau, tidak apa-apa aku benci matematika. Itu hal biasa.” Aku bingung….lalu katanya lagi, 
“Dam, Bapak tahu sebenarnya kamu anak yang cerdas. Hasil test IQ-mu menunjukkan itu…Apa kamu mau dikalahkan oleh rangkaian huruf dari M-A-T-E-M-A-T-I-K-A..?” 
“Terus……terus…?” desakku lagi. Aku semakin penasaran. 
“Pak Ngadmin bilang, justru kalau aku benci matematika, aku harus bisa menaklukkannya dengan mendapat nilai terbaik. Kalau nilaiku jelek, berarti aku membiarkan diriku dikalahkan oleh si matematika ini tanpa perlawanan.” Aku makin bengong…. 
Bel tanda usai istirahat menghentikan segala kegiatan di luar kelas, tapi aku masih tidak mengerti maksud kata-kata Pak Ngadmin pada Adam. 
“Anak-anak, Bapak ingin memperkenalkan kalian pada seorang ahli matematika yang sangat hebat. Beliau memang tidak ada disini. Tapi Bapak akan ceritakan siapa orang yang Bapak maksud. Tokoh ini bernama Ni Ing Han. Dia seorang warga Negara Indonesia. Apa kehebatannya? Ni Ing Han, awalnya adalah seorang pria yang tidak mempunyai kekurangan fisik. Tapi suatu pagi, dia mengalami kebutaan. Dari hasil pemeriksaan, dokter yang memeriksanya mengatakan bahwa dia mengalami kebutaan secara permanen. Tentu saja ini merupakan pukulan yang berat untuk seorang Ni Ing Han. Tapi dia tidak membiarkan dirinya terpuruk terlalu lama. Singkat cerita, dalam kebutaan yang dialaminya itu, Ni Ing Han kini menjadi seorang guru matematika yang sangat handal. Bahkan, menurut kabar burung, dia bisa membuat murid yang semula sangat kurang dalam matematika menjadi murid yang pandai mengerjakan soal matematika. Artinya, inti dari cerita ini adalah apapun tantangan yang kalian hadapi, percayalah Tuhan sudah menyediakan jalan keluarnya. Tinggal kita yang harus mau berusaha dan tidak putus asa.” Aku tertegun. Ingin rasanya aku bertemu tokoh itu. 
Hari-hari selanjutnya, kulihat Adam selalu menggunakan waktu istirahat pertamanya untuk menanyakan soal matematika pada Pak Ngadmin. Perlahan, dia mulai dapat menjawab dengan tepat setiap soal matematika yang diberikan Pak Ngadmin. Dia juga tidak lagi malu untuk mengangkat jarinya, bila ada pelajaran yang belum ia mengerti. 
Aku dan teman-temanku terpana tak percaya, ketika kami tahu nilai matematika Adam saat ulangan tengah semester adalah delapan setengah. Secara spontan kami semua berteriak dan bertepuk tangan. Adam tampak tersipu tapi rasa bahagia di wajahnya tak dapat ia sembunyikan. Sementara, Pak Ngadmin juga tak ketinggalan ikut bertepuk tangan sambil mengangguk-angguk dengan senyum khasnya. Kutatap Adam dengan kagum. Yang kutahu, selama ini nilai matematika yang diperolehnya berkisar pada angka lima ke bawah. 
Adam terlihat begitu senang, ketika di akhir bulan, dia juga mendapat Sertifikat Istimewa, atas upaya dan keberhasilannya meraih nilai baik dalam matematika. Sekarang, dia selalu bersemangat mengerjakan soal-soal matematika. 

Guru Hati Plus Surat 

Aku merasa begitu terharu dan terperanjat ketika usai pelajaran terakhir, Pak Ngadmin memanggil murid-muridnya satu persatu serta memberikan sepucuk surat bertuliskan nama masing-masing muridnya. Semua menerimanya dengan penuh antusias, tak terkecuali aku. Tanpa menunggu aba-aba, setiap siswa yang telah mendapatkan surat segera membacanya, meskipun Pak Ngadmin meminta kami untuk membaca di rumah saja. Tapi rasa gembira membuat kami tak sabar untuk segera mengetahui isi surat itu. 

Ternyata surat itu berisi tulisan tangan Pak Ngadmin, dan bukan ketikkan atau hasil print out. Setiap surat berisi rangkaian kata-kata yang berbeda, disesuaikan dengan karakter setiap siswa. Tiga puluh empat pucuk surat untuk tiga puluh empat siswa dengan tulisan yang rapi dengan kata-kata “tepat sasaran”, yang dibutuhkan siswa sebagai penggugah semangat untuk belajar. Kutatap Pak Ngadmin dengan rasa yang sulit kuungkapkan, namun tekadku terasa begitu besar untuk membuat beliau bangga padaku. Yang lebih menyenangkan, kami menerima surat setiap kali akan menghadapi ulangan tengah semester atau ulangan semester. 

Isi surat itu begitu menyentuh dan mengena di hatiku. Aku menyadari kelalaian yang sering kulakukan, dan aku berjanji untuk memperbaikinya. Tak ada satupun siswa yang terluput dari perhatian Pak Ngadmin. Ia selalu mengetahui saat kami gelisah, sedih, tak nyaman, tak konsentrasi atau bahkan saat kami mulai merasa sakit. Apapun persoalan yang kami hadapi, baik di kelas maupun di rumah, bila itu mempengaruhi kemajuan belajar kami, beliau tak segan berusaha membantu. Menurut Pak Ngadmin, sorot mata seseorang menggambarkan keadaan orang tersebut pada saat itu. 
Kutempel surat ‘cinta’ Pak Ngadmin di lemari kulkas. Kalau aku mau belajar, kuambil surat itu dan kuletakkan di atas meja belajarku di tempat yang mudah terbaca olehku. Ajaib! Sepertinya rasa kantuk enggan mendatangiku saat aku sedang belajar, karena aku ingin Pak Ngadmin merasa bangga padaku. Surat itu membuatku merasa bahwa aku adalah salah satu muridnya yang sangat berarti untuk beliau. Itu sebabnya, aku tak ingin mengecewakan guruku yang satu ini. 
Surat dari Pak Ngadmin tak akan kubuang. Aku akan terus menyimpannya sampai kapanpun. Disaat semangatku merosot, surat itu mampu membangun keinginanku untuk kembali giat. 

Guru Inspiratif Plus Imaginatif 

Suatu hari, saat pelajaran Bahasa Indonesia, Pak Ngadmin menyuruhku membacakan sebuah cerita dalam lembar kerja siswa. Pak Ngadmin tersenyum-senyum mendengar aku membaca. Lalu beliau mencoba mengulang membaca cerita tadi sesuai dengan ekspresi yang digambarkan penulis pada isi cerita tersebut. 
Pak Ngadmin menunjukkan contoh-contoh ekspresi sedih, menangis, atau ekspresi gembira, marah, lesu, dan sebagainya. Intinya, ekspresi-ekspresi itu selalu muncul sesuai dengan isi karakter setiap tokoh dalam cerita. Beliau membuatku menyadari, bahwa ternyata membaca cerita bukanlah hal yang mudah, bila aku harus membacakan cerita itu untuk orang lain. Pak Ngadmin juga mengajarkan kami untuk membaca dengan intonasi yang benar, bukan seperti anak TK, sebagaimana yang selalu kami lakukan selama ini. Untuk itu, agar lebih jelas Pak Ngadmin menugaskan kami untuk mengamati setiap reporter berita di televise, bagaimana sikap dan intonasinya, kemudian kami harus mempraktekkannya di dalam kelas. Ah! Lagi-lagi bukan tugas yang mudah tapi menantang dan menyenangkan. 
Pada kesempatan lain Pak Ngadmin mengajarkan kami untuk berpidato dengan baik dan benar lalu mempraktekkannya di kelas. Juga beliau mengajarkan kami untuk menjadi MC dalam suatu acara, tentu saja di dalam kelas. Kini Bahasa Indonesia bukan lagi pelajaran yang membosankan, tetapi menjadi salah satu pelajaran yang selalu kami tunggu. 
Suatu hari dalam pelajaran IPS, Pak Ngadmin memberi kami tantangan baru. Kami harus mengumpulkan materi mengenai masalah-masalah social dan bekerja dalam kelompok belajar IPS. Masalah social yang akan di bahas adalah: Kemiskinan, Pengangguran, Anak Jalanan, Narkoba, dan Korupsi. Khusus untuk masalah yang terakhir ini, adalah permintaan para murid, meskipun awalnya Pak Ngadmin agak keberatan namun akhirnya beliau setuju. Kami mendapat waktu cukup lama sekitar dua minggu untuk mengumpulkan bahan-bahan sesuai dengan masalah social yang menjadi tugas kelompok belajar kami. Kebetulan, kelompok kami mendapat bagian membahas masalah social tentang Narkoba. 
Sementara mengumpulkan bahan-bahan materi yang diperlukan, di dalam kelas kami belajar untuk menjadi moderator dan penyaji/pemrasaran. Adapun nilai yang akan diberikan mencakup nilai untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu untuk segi penyampaian makalah dan etika berbicara. Nilai ini untuk perorangan, begitu pula untuk nilai IPS dalam penguasaan materi. Sedangkan nilai kelompok adalah kekompakkan dan ketepatan waktu penyerahan tugas. 
Lebih seru lagi, di akhir semester menjelang kenaikan kelas, kami mendapat tugas untuk mewawancarai beberapa orang disekitar kami, misalnya: tukang bakso, guru private, dan lain-lain. Terlebih dahulu kami belajar tentang etika dalam wawancara termasuk cara kami bersikap, juga mengenai pertanyaan-pertanyaan yang boleh dan tidak boleh kami ajukan, serta membuat sebuah out line karena hasil wawancara ini harus kami susun dalam sebuah laporan seperti makalah, lengkap dengan lampiran foto-foto hasil wawancara kami. 

Agar kami lebih memahami pelaksanaan tugas ini, Pak Ngadmin mencoba simulasi bermain peran. Wah, kegiatan bermain peran ini, benar-benar seru dan menyenangkan! Bermain peran ini banyak membantu kami saat harus terjun ke lapangan. Semula aku ragu akan kemampuanku, tapi lagi-lagi Pak Ngadmin mengingatkan: TAK ADA KATA TIDAK BISA SEBELUM KITA BERUSAHA SUNGGUH-SUNGGUH. Ya, kata-kata ini selalu disampaikan Pak Ngadmin berulang kali. Beliau tidak suka bila ada muridnya yang mudah menyerah. 

Guru Moving in Class Plus Gaul 

Suatu hari Pak Ngadmin mengamati salah seorang muridnya yang hanya bermain sendiri. Ia tidak penah terlihat berkomunikasi, bercanda atau bermain dengan teman-teman di kelasnya. Akhirnya Pak Ngadmin membentuk kelompok belajar yang selalu berganti-ganti kelompoknya sesuai dengan mata pelajaran yang beliau ajarkan. Misalnya, untuk pelajaran Matematika, aku mendapat tempat di kelompok dua, pelajaran IPA di kelompok empat, pelajaran IPS di kelompok satu, pelajaran Bahasa Indonesia di kelompok lima, dan pelajaran PKN di kelompok tiga. Teman kelompokku juga berbeda dalam setiap mata pelajaran itu. Jadi kalau jam pelajaran pertama aku belajar matematika, maka aku berada di kelompok dua. Saat pelajaran berikutnya IPS, maka aku pindah ke kelompok satu. Begitu seterusnya. 
Aku bertanya kepada Pak Ngadmin, alasan beliau untuk selalu meminta kami berpindah saat pergantian mata pelajaran pokok. Ternyata kegiatan berpindah ini meliputi banyak hal. Pertama, membuat siswa tidak mengantuk dan jenuh. Kedua, meng-olahragakan mata dan leher, kecuali siswa yang berkacamata, semua mendapat pengalaman duduk di barisan belakang. Ketiga, melatih siswa untuk teliti terhadap barang-barang miliknya. Keempat, cara ini sangat menolong siswa penyendiri dalam bergaul dan berkomunikasi, karena ia tidak perlu merasa malu dan terasing. Dalam kelompok belajar ini semua harus saling mendukung secara positif sehingga bila ada siswa yang mendapat nilai buruk, tidak ada ejekan atau sikap menertawakan. Bahkan Pak Ngadmin pernah menjelaskan bahwa sesekali perlu mendapat nilai buruk, agar kita jedi lebih tangguh dan tidak meremehkan siapapun. Dampak lain yang kurasakan dari kegiatan berpindah ini adalah aku jadi lebih lincah, enerjik dan bersemangat, karena harus bersaing memperebutkan posisi tempat duduk yang “strategis”. 

Terkadang, Pak Ngadmin membuat sebuah game yang jadi salah satu kegiatan kesukaanku. Game ini berupa kuis antar kelompok. Jadi kami harus cepat bergerak untuk masuk dalam kelompok kami, karena jika terlambat maka kami tidak dapat masuk kelompok manapun. Misalnya, aku sedang berada dalam kelompok IPA, usai pertanyaan tentang IPA Pak Ngadmin menyampaikan bahwa berikutnya adalah pertanyaan untuk pelajaran matematika. Maka kami harus cepat bergerak mencari kelompok matematika kami. Bila setelah hitungan ketiga ada yang belum masuk kelompoknya, maka ia harus masuk area eliminasi sementara, dan setelah berganti kelompok, anak yang tereliminasi nasi kembali bergabung. 

Game ini sangat menyenangkan. Dalam sebuah game pelajaran Bahasa Indonesia misalnya, salah satu kegiatannya adalah menulis sebuah surat. Setiap anak dalam satu kelompok diminta membuat surat estafet. Artinya, tiap anak menuliskan satu kalimat yang kemudian dilanjutkan oleh teman dibelakangnya. Hasilnya sangat bervariasi. Kelompok yang 

satu isi suratnya tidak saling berkaitan, sementara surat yang lain berisi tulisan yang tidak dapat dimengerti karena tulisan yang tidak dapat dibaca, dan sebagainya. Tentu saja kelompok yang mendapat score tertinggi adalah kelompok yang isi suratnya saling berkaitan dan rapih. Tapi inti dari permainan ini bukanlah pada isi surat yang dihasilkan oleh kelompok, melainkan kekompakkan dan kesediaan untuk saling mendukung dan memaafkan. 
Pernah aku memberanikan diri bertanya kepada Pak Ngadmin,” Mengapa game semacam ini diterapkan Pak, bukankah kelas jadi gaduh..?” Seperti biasa, Pak Ngadmin tersenyum dan dengan tenang balik bertanya,” Kamu suka…? Nah…mana yang kamu suka, kelas yang hidup, bersemangat tapi gaduh atau kelas yang mati, membosankan tapi sepi..?” Tidak diragukan lagi, aku pasti memilih yang pertama! 
Ternyata ide Pak Ngadmin tidak sia-sia. Temanku, Icang, yang semula penyendiri dan pemurung kini lebih ceria dan punya banyak teman. Dan aku, yang semula sangat takut untuk bertanya termasuk beberapa temanku, sekarang tidak lagi ragu atau takut untuk menanyakan pelajaran yang belum kami mengerti. Memang Pak Ngadmin sangat senang bila ada muridnya yang bertanya. Juga untuk pelajaran matematika, beliau tidak pernah keberatan untuk menjelaskan berulang-ulang bila ada muridnya yang belum mengerti, sekalipun itu hanya satu orang. Biasanya beliau akan menjelaskan lagi secara perorangan saat jam istirahat, seperti yang selalu dilakukannya pada Adam, temanku itu. 

Guru Etika Plus Moral 

Sekalipun dikenal sebagai guru yang dekat dengan murid-muridnya, Pak Ngadmin sangat perhatian terhadap sikap atau perilaku murid-muridnya yang tidak sesuai dengan tata cara bersopan santun. Pak Ngadmin selalu menegur bila ada muridnya yang berdoa sambil tangannya mempermainkan alat tulis atau apapun. 

“Apapun agama kalian, berdoalah dengan sikap yang sopan dan baik, jangan sambil mengganggu teman, bermain pensil, atau tindakan lain yang tidak perlu. Mengapa? Karena saat kalian berdoa, artinya kalian sedang berkomunikasi dengan Tuhan Sang Pencipta.” Kulirik Malik yang tertunduk ketika Pak Ngadmin menatap ke arahnya. Sebelum kami mulai belajar, kami bertadarus terlebih dahulu. Pak Ngadmin yang semula berdiri mengawasi di depan kelas, berjalan mendekati Malik dan meletakkan tangannya pada punggung Malik. Malik yang sejak tadi mengganggu Susi dengan pensilnyapun terpaksa menghentikan tingkahnya lalu ikut bertadarus. 
“Kalau kalian berbicara dengan orang lain yang lebih tua saja kalian harus selalu menjaga sopan santun, apalagi saat kalian berbicara dengan Allah. Mengerti?” tanya Pak Ngadmin lagi. Kembali pandangannya tertuju kepada Malik. Malik mengangguk. 
“Anak-anak, apa perlunya bersikap sopan ?” 
“Biar nggak dimarahi orang lain,” sahut seorang temanku. Pak Ngadmin tertawa. 
“Ya, biar tidak dimarahi orang lain. Ada lagi yang berpendapat lain?” Setelah menunggu sejenak, Pak Ngadmin melanjutkan, 
“Anak-anakku, kalau kalian bersikap tidak sopan, siapa yang harus menanggung malu?” 
“Diri sendiri,” ujarku mantap. 
“Ya, pasti dirimu sendiri, kalau kamu merasa…, tapi ada orang lain yang harus menanggung malu karena tindakan kalian. Siapa….?” Tak ada jawaban. 
” Orang tuamu! Kalau kalian melakukan tindakan yang tidak sopan, maka orang akan bertanya, siapa sih orang tuanya…kok anaknya tidak sopan? Nah itu artinya secara tidak langsung kalian mempermalukan orang tua kalian. Paham?” Semua mengangguk. 
“Jadi anak-anak, sekalipun teknologi semakin maju, sopan santun tetap harus dijaga, jangan diabaikan. Berbicaralah dengan tutur yang sopan dan kata-kata yang benar. Jaga sikapmu agar tetap rendah hati. Misalnya, kamu berniat membantu seseorang. Tapi orang yang akan kamu bantu justru marah dan menolak uluran tanganmu, mengapa? Mungkin kita berbicara dengan kata-kata yang merendahkan orang itu, atau kita menunjukkan sikap yang sombong saat menawarkan bantuan, sehingga orang itu menjadi tersinggung dan menolak tawaran bantuan kita, sekalipun kita ingin menolongnya dengan tulus.” 

Hampir setiap hari, Pak Ngadmin selalu menyelipkan tata cara bersopan santun, mulai dari cara kita makan yang baik, berbicara dengan yang lebih tua, cara bertamu, dan sebagainya. Hal lain, setiap kami selesai berdoa usai pelajaran, sebelum pulang beliau selalu mengulang pesan yang sama: jangan berani melawan orang tua, jangan sakiti orang lain kalau kamu tidak mau disakiti tetapi perlakukan orang lain dengan baik sebagaimana kamu ingin diperlakukan, jangan bilang tidak bisa sebelum kamu berusaha dengan sungguh-sungguh. 
Pada awalnya, aku tak mengerti pesan Pak Ngadmin yang selalu mengatakan “jangan sakiti orang lain kalau kamu tidak mau disakiti, tetapi perlakukanlah orang lain dengan baik sebagaimana kamu ingin diperlakukan”, sampai suatu saat setelah usai jam istirahat pertama, kulihat Asni, temanku menangis di bangkunya. Tubuhnya yang gemuk tampak berguncang mengikuti isakan tangisnya. 
“Ada apa, As..?” tanya Pak Ngadmin tenang seraya memasuki ruang kelas. Langkahnya berhenti di bangku tempat duduk Asni. Anak-anak perempuan saling berebut untuk mengadukan keadaan yang telah terjadi. Pak Ngadmin menggeleng dan memberi tanda agar semua duduk. Tanpa diperintah dua kali, semua langsung menuju kursinya masing-masing dan duduk tenang. Tetapi beberapa anak perempuan terlihat tidak sabar, kembali beradu suara agar didengar. 
“Bisakah kalian diam…?!” hardik Pak Ngadmin lebih keras. Sekarang tak ada satupun yang berani bersuara, kecuali Asni. Isakan tangisnya belum berhenti. 
“Bapak ingin satu orang saja yang menceritakan apa yang terjadi… Rina?” pandangan mata guruku tertuju pada temanku yang duduk di sebelah Asni. Rina tampak terkejut. Dengan suara pelan Rina mengatakan bahwa ia sedang berada di luar kelas saat itu. Tiba-tiba, Ferdi mengangkat tangannya. 
” Maaf, Pak. Boleh saya jelaskan?” Pak Ngadmin mengangguk. Dengan lancar Ferdi menceritakan, bahwa tadi Malik mengejek Asni dengan sebutan Karung, karena tubuhnya yang gemuk. 
“Benar itu, Malik…?” tanya Pak Ngadmin yang menatap tajam kearah Malik. Malik tampak gugup dan mengangguk cemas. 
“Mengapa?” 
“Karena tadi Asni memukul punggung saya, Pak. Keras sekali,” sahut Malik parau. 
“Mengapa kamu memukul Malik, As….?” tanya Pak Ngadmin. 
“Tadi dia menginjak kaki saya, Pak…,” sahut Asni sedikit terbata. Isaknya kini mulai reda. 
“Saya tidak sengaja, Pak!” Malik berusaha membela diri. Pak Ngadmin mengangguk-anggukkan kepalanya. Nampaknya beliau mulai mengerti duduk permasalahannya. 
“Baik, anak-anakku. Setiap hari menjelang pulang, Bapak selalu berpesan Jangan sakiti orang lain kalau kamu tidak mau disakiti, perlakukanlah orang lain dengan baik sebagaimana kamu ingin diperlakukan. Masih ingat?” Semua mengangguk. 
“Apa artinya?” Sorot mata Pak Ngadmin berkeliling memandang kami satu persatu. 
“Malik, maukah kamu dipukul temanmu?” Malik menggeleng. 
“Manakah yang kamu pilih Asni, dipukul atau diejek?” Tanya Pak Ngadmin lagi. 
“Tidak mau dua-duanya, Pak.” 
“Kalau begitu, apa yang kamu mau? Dipukul atau disayang?” Beberapa temanku menahan senyum mendengar ucapan Pak Ngadmin. 
“Disayang…” 
“Nah, kalau kalian tidak ingin dipukul ya jangan memukul, kalau kalian tidak ingin diejek ya jangan mengejek, kalau kalian tidak suka disakiti…ya jangan menyakiti. Jadi kalau kalian ingin disayang, ya sayangilah orang lain, kalau ingin orang lain berbuat baik pada kalian ya kalianpun harus berbuat baik dulu pada orang lain. Itu arti pesan yang selalu Bapak sampaikan…! Mengerti?” Semua mengangguk tanda mengerti. 
“Jadi kepada siapa kalian harus berbuat baik?” 
“Teman,” celetuk Icang. Pak Ngadmin tersenyum mendengar jawaban spontan itu. 
“Ya, pada semua teman kita harus berbuat baik. Tapi bukan hanya teman saja, melainkan pada siapa saja, misalnya orang tua, adik, kakak, pembantu, supir,…ya pokoknya dengan siapa saja. Mengerti…?” Temanku saling berpandangan. Masak sih pembantu? Bisik temanku pelan. Aku hanya mengangkat bahu. 
“Komar,” panggil Pak Ngadmin tiba-tiba. Aku mendekat, dan Pak Ngadmin membisikkan perintah agar aku mengambil kain pel yang dibasahi, di dapur sekolah. 
“Coba Komar, kamu berdiri di dekat pintu. Lalu beberapa anak Bapak minta keluar dulu dari kelas….Nah, sekarang, Komar, coba kamu pel lantai di dekat pintu.” Aku melakukan perintah Pak Ngadmin dengan tanda tanya penuh di benakku. Saat aku sedang mengepel, Pak Ngadmin memanggil dua orang temanku untuk masuk. Gerakanku terhenti sementara temanku lewat. Lantai basah yang diinjak sepatu temanku kini kotor lagi. Sekali lagi aku bersihkan lantai itu. Kembali Pak Ngadmin memanggil seorang temanku. Aku berhenti. Lantai itu kotor lagi. Kubersihkan lagi….terus begitu berulang-ulang. Akhirnya emosiku memuncak. Dengan rasa marah dan kesal, aku melempar kain pel itu ke lantai, lalu berjongkok menutupi wajahku. Pak Ngadmin berjalan mendekat ke arahku. Diraihnya bahuku lalu dituntunnya aku ke tempat dudukku. 
“Bagaimana perasaanmu, Komar?” suaranya tenang. Dadaku terasa sesak. Kutatap guruku dengan kesal. 
“Marah! Terhina! Saya kan capek, Pak…,” keluhku penuh emosi. Pak Ngadmin tersenyum mengangguk. 
“Anak-anak, pernahkah kalian lakukan perbuatan tadi?” Aku tersentak. Pertanyaan Pak Ngadmin mengubah rasa marah dan kesalku tadi menjadi malu. Kulihat beberapa temanku menunduk. 
“Anak-anak, perlakukanlah orang lain dengan baik sebagaimana kamu ingin diperlakukan.” Pesan itu terasa meresap begitu dalam di hatiku. Tidak lagi hanya lewat di telingaku, karena kini aku mengerti makna yang begitu dalam dari pesan itu. 

Guru Kaset Plus Solusi 

Aku tahu ini terdengar sedikit aneh, tapi begitulah adanya. Seperti kemarin ketika kami sedang tenang belajar di kelas, tiba-tiba Pak Ngadmin memanggil nama temanku. 
“Alvin, mana kacamatamu. Mengapa kamu tidak memakai kacamatamu..?” tanya Pak Ngadmin tenang. 
” Ada, Pak. Tapi tadi rusak, karena bautnya lepas.” Alvin merogoh kacamatanya dari tas. 
“Boleh Bapak lihat? Pasti sulit buatmu untuk membaca tanpa kacamata….,” Alvin mengangguk. Dia berjalan ke arah Pak Ngadmin lalu menyerahkan kacamata miliknya. 
“Kenapa kamu diam saja?” Sejenak Pak Ngadmin mengamati kacamata itu lalu menyuruh Alvin untuk kembali duduk. Tak lama kemudian Pak Ngadmin beranjak keluar dengan membawa kacamata Alvin. Setelah beberapa saat, guruku datang mendekati Alvin dan menyerahkan kacamata yang sudah diperbaikinya. 
“Coba kamu pakai,” suara Pak Ngadmin nyaris tak terdengar. Alvin segera memakai kacamatanya. 
“Bagaimana…enak tidak dipakainya?” tanya Pak Ngadmin lembut. Alvin menoleh ke kanan dan kiri beberapa kali. 
“Enak Pak. Terima kasih, Pak,” ujar Alvin senang. Pak Ngadmin mengangguk dan menepuk punggungnya. Sejenak semua mata tertuju pada Alvin, lalu kembali menyelesaikan soal-soal latihan yang sedang dikerjakan. 
Untuk kelasku yang walinya Pak Ngadmin, tindakan yang dilakukan Pak Ngadmin tadi bukanlah sesuatu yang baru. Banyak hal selain mengajar beliau lakukan, mulai dari memperbaiki retsluiting tas sekolah, mengakali sepatu temanku yang rusak agar bisa tetap dipakai selama belajar satu hari itu, termasuk mencabut gigi muridnya yang sudah sangat goyang tapi temanku begitu ketakutan untuk ke dokter. 
Entah bagaimana caranya, Pak Ngadmin juga selalu bisa memberikan rasa nyaman pada muridnya yang sedang galau atau ketakutan. Pak Ngadmin juga dapat membaca keadaan muridnya yang mengalami stress karena suatu hal. Karenanya, menjadi kebiasaanku dan teman-temanku untuk selalu bercerita kepadanya tentang berbagai hal yang kami alami. Kini aku tidak lagi heran bila kulihat kakak-kakak kelas yang ingin bertemu Pak Ngadmin untuk sekedar bercerita. 
Pak Ngadmin adalah guru yang sangat menyukai musik. Musik apapun beliau suka terutama musik jazz. Bahkan saat di kelaspun, kegemarannya akan musik tidak ditinggalkan. Bila kami ulangan, mengerjakan soal-soal latihan atau mengarang yang menjadi tugas pelajaran Bahasa Indonesia, Pak Ngadmin selalu membawa kaset dan memperdengarkan alunan musik-musik instrumental yang lembut di dalam kelas. 
Tapi untuk mendidik temanku Ferdi, Pak Ngadmin punya cara lain lagi. Karakter Ferdi hampir seperti Icang. Temanku yang satu ini jauh lebih sulit dalam bersosialisasi. Temannya sehari-hari hanyalah buku dan ilmu pengetahuan. Sulit baginya untuk berinteraksi dengan siapapun, dia begitu mudah marah. Tak pernah ada senyum di bibirnya. Untuk teman-temanku, Ferdi adalah anak yang aneh, karena dia lebih suka mengamati semut yang berjalan beriringan, pipa-pipa air yang saling bersambungan, kabel-kabel listrik yang rumit, atau antenna-antena televisi. Hampir semua orang menganggapnya aneh. Hanya Pak Ngadmin yang tidak. Pak Ngadmin sering mengajaknya berbicara berdua. Hanya pada saat seperti inilah aku bisa melihat Ferdi sesekali tersenyum. 
“Fer, kamu bisa main catur?” tanya Pak Ngadmin tiba-tiba di tengah pelajaran kami, suatu hari. 
“Nggak, Pak. Nggak penting,” sahut Ferdi lugas. Hanya sekilas ia menatap Pak Ngadmin untuk kemudian terpaku lagi pada buku dihadapannya. 
“O ya..? Kata siapa nggak penting. Bagaimana kalau kamu buktikan kata-katamu….. berani?” tantang Pak Ngadmin dengan wajah yang ramah. Sejenak Ferdi menatap Pak Ngadmin, lalu mengangguk dan meneruskan lagi membaca buku di tangannya. 
Mendadak murid yang lain saling berebut agar diijinkan membawa juga papan catur dan ikut bermain. Kelas jadi begitu gaduh. Akhirnya Pak Ngadmin mengijinkan dengan satu syarat hanya bermain catur saat istirahat atau setelah tugas yang diberikan selesai dikerjakan. 
Keesokkan harinya, banyak teman-temanku yang membawa papan catur. Kebanyakan anak laki-laki, begitu juga Ferdi. Tapi Ferdi tak mengijinkan siapapun menyentuh papan catur miliknya. 
Ferdi adalah anak yang sangat pandai. Tugas apapun yang diberikan selalu dikerjakanya dalam waktu yang sangat cepat dengan hasil yang sangat memuaskan. Seperti hari ini, soal-soal matematika yang diberikan Pak Ngadmin cukup sulit dengan jumlah dua puluh soal. Tapi bagi Ferdi, soal-soal itu dapat diselesaikannya hanya dalam waktu kurang dari setengah jam 
Pak Ngadmin memanggil Ferdi untuk membawa papan caturnya ke tempat beliau duduk. 
“Boleh Bapak pegang papan catur milikmu?” Pak Ngadmin bertanya dengan hati-hati. Sementara papan catur itu masih dalam pelukan temanku yang aneh. Ragu-ragu Ferdi mengangguk. 
“Tapi hati-hati, ya Pak. Nanti rusak…,” ujarnya lirih. Pak Ngadmin tersenyum lalu mengangguk. 
“Kamu tahu nama-nama dari biji catur ini?” 
“Punya nama…?” Ferdi balik bertanya dengan wajah bingung. 
“Yap. Mau kenalan? Nah, perkenalkan…ini pion, tempatnya di sini.” Pak Ngadmin mengambil sebuah pion lalu meletakkan di tempat semestinya. 
“Kamu lihat, biji catur ini ada dua warna. Ada kubu warna putih dan kubu warna hitam. Kedua kubu ini akan selalu berperang untuk menjadi pemenang. Jumlah anggota tiap kubu sama, masing-masing namanya juga sama, yang membedakan adalah warnanya. Biasanya yang mendapat kesempatan untuk bergerak lebih dulu adalah putih. Nah, sekarang kita lihat tiap biji catur ini ya. Tadi kamu sudah berkenalan dengan satu pion putih. Masih ada pion-pion……,” Pak Ngadmin menjelaskan secara detil mulai dari biji catur, jumlahnya, tempat masing-masing biji catur, dan langkah setiap biji catur itu. Untunglah aku duduk di barisan terdepan dekat meja guruku, sehingga aku bisa mendengarkan juga penjelasan Pak Ngadmin. 
Ferdi tampak begitu sungguh-sungguh memperhatikan setiap penjelasan yang diberikan Pak Ngadmin. Ia terlihat begitu antusias. Tak sulit baginya untuk mengingat setiap penjelasan yang diberikan Pak Ngadmin. Aku memandang temanku yang jenius ini dengan takjub. Tanpa menunggu lama, Ferdi sudah mulai terlibat permainan catur bersama Pak Ngadmin. Melihat hal itu, murid yang lain makin bersemangat untuk menyelesaikan soal-soal matematika tadi, begitu juga aku. Alhasil, hanya dalam waktu satu jam pelajaran, banyak yang sudah selesai dengan tugasnya. Aku melihat sekeliling, masih ada bebeapa temanku terutama yang tidak suka permainan catur, masih berkutat dengan soal-soal tadi, tetapi yang lain tampak mulai menggelar caturnya.Seru sekali! Sejak itu, kelas kami mempunyai ‘pelajaran tambahan’ di waktu luang, yaitu CATUR! 
Aku masih belum mengerti, mengapa Pak Ngadmin memberi ide agar Ferdi belajar catur. Sampai keesokkan harinya, Ferdi yang begitu antusias bermain catur mengeluh dan mengadu kepada Pak Ngadmin bahwa tak satupun dari kami teman sekelasnya yang bersedia 
bermain catur dengannya. Wajahnya tampak sangat gusar. Siapapun yang mendekat, hendak ia pukul dengan kayu di tangannya. Jam istirahat jadi saat yang sangat menegangkan. Suasana mulai reda ketika Pak Ngadmin datang. Kami semua bersembunyi di balik punggung beliau. 
“Perlukah kayu itu, nak…?” tanya Pak Ngadmin lembut dan tegas. Sesaat Ferdi memandang kayu di tangannya, kemudian ia buang ke lantai dengan lesu. Pak Ngadmin mengajak temanku yang tertunduk sedih itu duduk di salah satu bangku sementara beliau menarik sebuah bangku lain dan duduk di depannya. Dengan sabar beliau mendengarkan semua curahan kekesalan Ferdi. 
“Kamu tahu mengapa Bapak suruh kamu belajar catur?” Pak Ngadmin bertanya sambil menatap Ferdi dalam-dalam. Temanku itu menggeleng. Kami semua menatap beliau penuh rasa ingin tahu. 
“Untuk bermain catur, kamu harus punya sparing. Memang kamu bisa bermain sendiri dan memegang dua kubu itu, tapi itu hanya untuk latihan. Permainan catur yang sebenarnya adalah bila kamu punya lawan. Semakin pandai lawanmu, maka permainan caturmupun semakin terasah. Artinya, kamu perlu orang lain. Masalahnya sekarang, tidak ada temanmu yang bersedia menjadi lawanmu. Benar?” Ferdi mengangguk mengiyakan. 
“Mengapa?” 
“Seharusnya Bapak tanya mereka, bukan saya!” sahut Ferdi marah seraya menuding kami semua. 
“Sudahkah kamu bertanya dulu pada dirimu sendiri?” Ferdi terperangah mendengar ucapan Pak Ngadmin, dan segera membuang pandangannya ke papan tulis. Napasnya mulai sedikit tersengal, tanda bahwa emosinya meninggi. 
“Ferdi….Bapak pasti akan bertanya juga pada temanmu nanti, dan supaya adil Bapak juga harus bertanya padamu. Bagaimana?” ujar Pak Ngadmin dengan sabar. Beberapa saat Ferdi terdiam. Berangsur-angsur napasnya mulai teratur. 
“Mereka semua selalu menertawakan saya kalau saya bercerita tentang apa saja. Sepertinya saya ini orang yang aneh. Saya jadi malas berteman dengan mereka. Lebih baik say a membaca buku.” Nada suaranya terdengar sedih dan Pak Ngadmin menatapnya dengan iba. Pak Ngadmin memeluk bahu Ferdi yang tertunduk lesu. 
“Anak-anak, tidak ada orang yang suka ditertawakan, diasingkan, dan dianggap aneh. Kalau kalian hendak berbuat seperti itu pada orang lain, cobalah bertanya dulu pada dirimu sendiri, bagaimana jika kamu yang diperlakukan begitu. Kalau kalian tidak mau ditertawakan, 
diasingkan atau dianggap aneh, ya jangan menempatkan orang lain pada posisi itu.” Ujar Pak Ngadmin menjelaskan. Semua terdiam. Kemudian pandangan guruku itu beralih pada Ferdi yang bediri di sampingnya. 
“Kamu tahu mengapa biji catur itu terdiri dari pion, raja, mentri, kuda, gajah, dan benteng? Kalau kamu bermain catur dengan pion saja, atau kuda saja…atau raja saja sendiri..menurutmu, bisakah kamu menang?” Ferdi menggeleng. 
“Nah, catur ini mengingatkan bahwa kita tidak bisa hidup sendiri. Kita juga perlu orang lain untuk bisa berkembang menjadi lebih baik. Mengapa? Karena dari pandangan, kritik atau saran orang lain terhadap kita, juga dari contoh-contoh kehidupan sehari-hari yang kita lihat, kita akan mengerti dan belajar untuk lebih baik. Kecerdasanmu tidak ada artinya kalau kamu mengisolir diri dan tidak peduli akan sekitarmu. Terimalah setiap kritik dan saran dengan lapang dada bukan dengan prasangka. Cobalah…dan kamu akan merasakan perbedaannya.” Pak Ngadmin mengakhiri nasihatnya sambil tersenyum. Ferdi menatap Pak Ngadmin penuh rasa haru. Ia mengangguk sambil berucap lirih,” terima kasih, Pak.” 
Atas nasihat guruku tadi, sejak saat itu tidak ada lagi diantara kami yang keberatan bermain catur dengan Ferdi. Dan berangsur-angsur, kulihat kini menjadi pribadi yang sangat berbeda. Dia lebih terbuka, senang tertawa dan bercanda, serta tidak lagi mudah tersinggung. 

Guru Motivator Plus Optimis 

Suatu hari, sebagaimana biasa Pak Ngadmin memasang alat infokus pada laptop yang dibawanya. Wah, ada film lagi, nih! pikirku. Tapi hari itu tidak ada pelajaran IPA atau IPS. Yang ada hari ini adalah pelajaran matematika dan bahasa Indonesia serta pelajaran dari guru bidang studi. 

Semua murid duduk tenang sambil bertanya-tanya, kejutan apa lagi yang akan diberikan guru kami. Selesai memasang alat-alat itu, sejenak Pak Ngadmin menatap kami satu persatu. Hal itu biasa beliau lakukan bila hendak mengawali pelajaran. Menurut beliau, ia ingin memastikan bahwa murid-muridnya siap mengikuti pelajaran dengan baik, tidak ada yang lesu atau mengantuk. 

“Nah, anak-anak, Bapak tahu sekarang ini seharusnya kita belajar matematika tiga jam. Tapi Bapak lihat kalian sudah cukup menguasai materinya, jadi dengan persetujuan kalian Bapak mau menggunakan waktu dua jam untuk film yang sudah Bapak siapkan ini. Untuk apa? Nanti kalian akan tahu maksud Bapak setelah kalian menyaksikan film ini. Bagaimana? tanya Pak Ngadmin seraya menatap keliling. 

“Setuju Pak…!” semua menjawab serempak. 

“Tiga jam juga nggak apa-apa, Pak,” celetuk Udin. Pak Ngadmin tersenyum menanggapi celoteh Udin. 

“Baik. Bapak akan putar film ini, coba kalian simak baik-baik. Nanti Bapak akan menanyakan tanggapan kalian setelah menyaksikannya.” Penuh rasa ingin tahu, semua menyaksikan film itu dengan tenang. 

Film itu berisi tentang seorang anak laki-laki di Amerika, yang mengalami Cerebral Parsy atau kelainan pada otak, sehingga ia tidak dapat bertumbuh secara normal. Ia tidak dapat berdiri sehingga harus selalu duduk di kursi roda. Begitupun kedua tangannya tak dapat ia gunakan sebagaimana mestinya, sehingga untuk membersihkan air liurnya yang selalu menetespun cukup sulit baginya. Untuk berkomunikasi, ia menggunakan computer yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakannya dengan mudah. 

Film kedua yang disajikan Pak Ngadmin, adalah film seorang gadis bernama Hee Ah Lee, gadis dengan tinggi tidak lebih dari 103 cm, tidak memiliki jari dan juga tidak memiliki kaki. Jari yang ia miliki di kanan dan kiri hanyalah dua buah. Tapi gadis ini sangat mahir bermain piano dengan jenis-jenis lagu yang cukup sulit karena memerlukan ketrampilan jari. Durasi film ini kurang lebih sama dengan film pertama, sekitar sepuluh menit. 

Selesai memutar film, kembali Pak Ngadmin mengamati kami satu persatu. 

“Bagaimana tanggapan kalian?” Hampir semua menjawab sama yaitu kasihan. Ada juga yang menjawab tidak tega. 

“Ya…, ada punya tanggapan lain?” tanya Pak Ngadmin. Semua diam. 

“Mengapa harus kasihan?” Semua terperangah dan merasa heran atas ucapan beliau. 

“Apakah dalam film tadi kalian melihat wajah yang minta dikasihani? Tidak, bukan…? Bagaimana wajah dua tokoh dalam film tadi?” Semua masih diam, tidak mengerti. Pak Ngadmin tersenyum. 

“Anak-anak, wajah kedua tokoh dalam film tadi memperlihatkan wajah yang begitu penuh semangat, penuh rasa percaya diri dan tidak pernah murung juga tidak mengeluh. Betul….?” Semua mengangguk. Ya, yang diceritakan dalam film tadi bukanlah tentang kesedihan. 

“Nah, mengapa kita tidak perlu kasihan?” Tak satupun menjawab. 

“Baik. Untuk menjelaskan mengapa kita tidak perlu mengasihani orang dengan keadaan fisik seperti tokoh tadi, Bapak akan ceritakan lagi tentang seorang pemuda Jepang yang hebat, bernama Hirotada Ototake.” Pak Ngadmin selalu berhasil membuat semua murid terpikat bila bercerita. Sama seperti saat ini, ketika beliau menceritakan kisah kehidupan pemuda Jepang tadi. Tak ada satupun suara nakal yang terlontar atau tingkah-tingkah kecil yang mengganggu. 

Inti ceritanya, Oto, demikian nama panggilan pemuda Jepang itu, adalah seorang pria yang terlahir tanpa kedua lengan dan dua kaki. Tangan dan kaki yang dimilikinya, tak lebih dari segumpal daging seukuran kentang besar. Tapi luar biasanya, Oto dapat mengerjakan kegiatan apapun sebagaimana yang biasa dilakukan orang-orang yang tidak mengalami cacat fisik. Oto dapat bermain basket, memanjat tali, berenang, lomba lari bahkan berkelahi. Oto bersekolah di sekolah biasa, bukan sekolah khusus anak cacat, tapi tidak ada satupun kegiatan di sekolah itu yang ‘dikecualikan’ bagi Oto. Ia tetap mengikuti seluruh kegiatan belajar juga ekstrakurikuler yang ada. Seorang gurunya, tetap mendidik Oto dengan keras dan disiplin sama seperti terhadap murid yang lain. Tapi justru sikap inilah yang kemudian sangat membantu Oto menjadi pribadi yang percaya diri, mandiri dan selalu optimis. 

“Anak-anakku…masih ingat seorang ahli matematika bernama Ni Ing Han? Ada kesamaan yang bisa kita lihat dengan ketiga tokoh tadi. Apa…ada yang bisa ..?” tanya Pak Ngadmin. 

“Cacat fisik,” sahutku ragu. Pak Ngadmin tersenyum. 

“Ya, mereka memang mengalami cacat fisik. Tapi bukan itu yang Bapak maksud. Ada yang bisa…?” 

“Kesamaan yang bisa kita lihat dari keempat tokoh tadi, pertama mereka mendapat kasih sayang dan perhatian yang tulus dari orang yang terdekat. Ini penting. Itu sebabnya Bapak selalu berpesan perlakukan orang lain dengan baik sebagaimana kamu ingin diperlakukan. Kedua, mereka tidak diperlakukan secara istimewa dan tidak dimanja sekalipun mereka tidak sempurna fisiknya. Bukannya tidak ada rasa kasihan. Rasa kasihan pasti ada, tapi cukup disimpan dalam hati. Mengapa? Karena rasa kasihan itu justru akan menghambat keempat tokoh tadi untuk maju. Bayangkan, bagaimana kalau selalu dikasihani? Rasa kasihan akan membuat mereka selalu mendapat perkecualian, boleh tidak mengerjakan tugas, selalu mendapat tugas yang ringan, harus selalu dilayani, bahkan mungkin hanya boleh bermain di dalam rumah, dan masih banyak contoh rasa kasihan yang lain. Akibatnya apa? Mereka akan menjadi pribadi yang selalu bergantung pada orang lain, egois, malas, tidak tangguh, kurang percaya diri dan …selalu bermasalah dalam bersosialisasi dengan orang lain…” Aku termangu merenungkan setiap kata yang disampaikan guruku. 

“Itu sebabnya Bapak berpendapat, kita tidak perlu menunjukkan rasa kasihan. Simpan rasa kasihan itu dalam hati, dan tunjukkan dukungan serta perhatian yang tulus agar orang-orang yang tidak sempurna fisiknya itu tidak merasa lemah tetapi merasa bahwa dia sangat berarti bagi sekelilingnya dan dapat memberi yang terbaik bagi siapapun. Dukungan dan sikap yang baik akan menumbuhkan rasa percaya diri serta rasa optimis yang tinggi pada orang yang menerimanya.” 

Aku terpekur. Kata-kata Pak Ngadmin begitu sederhana tapi sangat dalam artinya. Aku berharap Pak Ngadmin akan memutar lagi film-film lain yang sejenis. Sekarang aku tidak lagi merasa malas berangkat sekolah karena setiap hari selalu ada hal baru yang menyenangkan terjadi, atau kalaupun tak ada peristiwa baru, cerita-cerita berisi nasehat selalu disampaikan Pak Ngadmin dengan menarik. Itulah Pak Ngadmin, guru yang selalu membuatku ingin belajar dan melakukan yang terbaik. 

Sekarang, setiap kali aku mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugasku, aku tidak lagi menangis atau menyerah. Empat tokoh yang diceritakan Pak Ngadmin menyadarkanku, kalau mereka yang mengalami kekurangsempurnaan fisik saja bisa dan berani menghadapi tantangan, masakan aku yang diberi anugerah fisik sempurna ini mudah menyerah dan takut menghadapi tantangan. Di samping itu, pesan Pak Ngadmin agar tidak berkata tidak bisa belum berusaha, membuatku terpacu untuk berusaha dan terus berusaha tanpa mudah menyerah.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Harnadi Hajri, S.pd | Bloggerized by Wahana corp - Indonesia | LPPM Wahana Education